TROL, Sumenep – Pemerintah Kabupaten Sumenep melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) terus mengajak pemerintah desa untuk lebih aktif dalam mengembangkan potensi ekonomi lokal demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Salah satu cara yang ditempuh adalah melalui pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) atau Badan Usaha Milik Desa Bersama (BUMDesma) yang dapat memperkuat perekonomian desa.
Sekretaris Daerah Kabupaten Sumenep, Edi Rasiyadi, menjelaskan bahwa saat ini terdapat 328 BUMDes di Kabupaten Sumenep dari 330 desa, dengan kategori status yang berbeda-44 BUMDes berstatus maju, 214 berkembang, dan 70 masih pemula.
“Sebagian besar BUMDes ini bergerak di bidang jasa keuangan, perdagangan, pertanian, pariwisata, manufaktur, serta pertambangan,” ujar Edi Rasiyadi dalam acara Workshop Evaluasi Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Desa 2024 yang digelar di Pendopo Agung Keraton, Senin (18/11).
Menurut Edi, sejumlah BUMDes di Sumenep telah berhasil meraih prestasi. Di antaranya, BUMDes Pasopati yang mengelola wisata mangrove Kebundadap Timur, BUMDes Arya Pusaka di Desa Aeng Tongtong, dan BUMDes Pagerungan Jaya di Desa Pagerungan Besar.
Sekda juga mengingatkan pentingnya pengalokasian Dana Desa (DD) untuk pengembangan potensi ekonomi lokal, khususnya melalui pendirian, pengembangan, dan peningkatan kapasitas BUMDes.
“Kami berharap kepala desa dapat memprioritaskan penggunaan Dana Desa untuk memperkuat pemberdayaan BUMDes, sehingga dapat mempercepat pembangunan desa yang berfokus pada kesejahteraan masyarakat,” tambahnya.
Edi Rasiyadi menegaskan bahwa pemerintah daerah telah melakukan sinkronisasi prioritas penggunaan Dana Desa dengan kebijakan pembangunan daerah. Fokus utama adalah memperkuat ketahanan ekonomi masyarakat dan menjaga keharmonisan sosial, yang selaras dengan prioritas pembangunan Pemerintah Kabupaten Sumenep.
Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan BUMDes dapat lebih optimal dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan memajukan perekonomian desa.
(hartono)