foto : ilustrasi
TROL, Bojonegoro – Bojonegoro diguncang berita anggaran fantastis, 7 miliar untuk mobil dinas baru. Bak petir di siang bolong, kabar ini langsung menyulut amarah warga.
Bupati Setyo Wahono, sang penguasa Bojonegoro, tak tinggal diam. Di tengah badai kritik, ia akhirnya angkat bicara dan membuat keputusan mengejutkan.
“Anggaran itu kita hold dulu. Saya tidak mau menerima mobil dinas yang baru,” tegasnya melalui pesan WhatsApp, Senin (10/2).
Seolah tak ingin menambah panas suasana, ia berdalih, “Meskipun APBD Bojonegoro cukup besar, masih banyak keperluan lain yang lebih bermanfaat bagi masyarakat.”
Keputusan ini bak oase di gurun pasir bagi masyarakat yang geram. Agung Edi Wardoyo, Ketua LSM PIJAR, lantang menyuarakan isi hati rakyat.
“Anggaran 7 miliar seharusnya diprioritaskan untuk hal-hal yang lebih mendesak. Banjir masih mengintai, UMKM butuh dukungan, dan pendidikan harus terus ditingkatkan,” katanya.
Sementara, Helmi Ali Fikri, Kabag Umum, mencoba meredam gejolak dengan menjelaskan bahwa anggaran ini sebenarnya warisan perencanaan tahun 2024.
“Pelaksanaannya di tahun 2025 tentu akan mempertimbangkan efisiensi anggaran,” ujarnya singkat.
Namun, penjelasan ini tak sepenuhnya meredakan amarah warga. Mereka merasa, di tengah kondisi ekonomi yang sulit, pembelian mobil dinas mewah bukanlah prioritas. Apalagi, kendaraan dinas yang ada masih dalam kondisi prima.
Akankah keputusan Bupati Setyo Wahono ini menjadi akhir dari drama anggaran mobil dinas mewah? Ataukah ini hanya awal dari babak baru polemik anggaran di Bojonegoro? Kita tunggu saja kelanjutan kisahnya. (adi)