foto : Menteri Erick Thohir bersama Menteri Arifin Tasrif dan bupati Ikfina Fahmawati di kebun Tebu PTPN X, Temugiring,Kabupaten Mojokerto, Senin (10/10/2022)
TROL, Mojokerto – Pemerintah melalui Badan Usaha Milik Negera (BUMN) memprioritaskan swasembada gula dan energi melalui progam Revitalisasi Industri Gula Nasional.
Hal ini disampaikan Menteri BUMN, Erick Thohir bersama Menteri ESDM Arifin Tasrif saat memulai revitalisasi industri gula nasional untuk ketahanan pangan dan energi di Kebun Tebu PTPN X, dusun Temugiring, desa Batankrajan, kecamatan Gedek – Mojokerto, Senin (10/10).
Erick mengatakan sesuai arahan Presiden Jokowi melihat kondisi dunia sekarang ini penting untuk Indonesia memprioritaskan kestabilan pangan dan energi.
Inilah yang menjadi landasan pemerintah memulai revitalisasi industri gula Nasional untuk ketahanan pangan dan energi.
“Bahwa gula kita harus swasembada untuk konsumsi bukan Industri dimana peningkatan 2,7 juta ton naik ke 4,7 juta ton hingga sampai ke 5,7 ton jadi ini yang harus kita lakukan,” jelasnya, Senin (10/10).
Dilain pihak,bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati juga telah memastikan, bahwa program revitalisasi pertanian tebu dengan menggunakan teknologi pertanian modern di wilayah kabupaten Mojokerto tidak akan mengurangi Sumber Daya Manusia (SDM) maupun tenaga kerja yang ada.
Hal itu dikatakan saat mendampingi Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dalam acara kick off Revitalisasi Industri Gula Nasional Untuk Ketahanan Pangan dan Energi di Kebun Tebu Temugiring, Mojokerto, Senin (10/10).
“Tadi pak Menteri sudah memastikan bahwa ini tidak akan mengurangi tenaga kerja, tetapi akan meningkatkan kualitas dari tenaga kerja yang ada. Karena tetap alat-alat ini dioperasikan oleh petani-petani yang sudah ada sehingga memang pembukaan lahan yang luas tadi itu memang dibarengi dengan peningkatan teknologi dari alat-alat pertanian,” terangnya.
Erick menjelaskan revitalisasi industri gula nasional ini tidak lain adalah upaya untuk meningkatkan produktivitas gula dalam negeri.
Maka untuk mewujudkan swasembada gula itu diperlukan peningkatan produksi dengan membuka lahan 700 ribu hektare.
“Pembukaan 700 ribu hektare tapi melibatkan petani sehingga sahabat petani income dapat bertambah misalnya dari
13 juta terus meningkat menjadi 32 juta,” terangnya.
Adapun faktor meningkatkan produksi petani tebu yaitu sokongan bibit yang saat ini telah bekerja sama pengembangan bibit tebu berkualitas dari Brazil.
Kemudian, ketersediaan pupuk dan penyerapan hasil petani tebu.
Ditambah dengan model penanaman tidak hanya tebu melainkan juga tumpang sari tanaman kedelai.
“Terpenting produksi tebu dari petani semuanya 100 persen diserap dibeli oleh pemerintah,” ucap dia.
Masih kata Erick, progres revitalisasi industri gula Nasional ini juga melibatkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk menindaklanjuti sebagai kebijakan hasil produksi petani tebu yang dimanfaatkan sebagai energi dalam bentuk Bioethanol.
“Bahkan bukan tidak mungkin bisa menjadi alternatif turunan energi karena itu bapak Presiden khsusus hari ini mendatangkan Menteri ESDM supaya ini ada kebijakan dari pemerintah supaya ini turunan bisa menjadi Bioethanol campuran BBM. Diharapkan pengembangan produk menjadi Bioethanol ini dapat mencapai target sekitar 1,2 juta ton,” imbuhnya.
Menurut dia, pembukaan lahan 700 ribu ini secara simultan dan akan dimulai pada awal tahun 2023.
“Tidak mungkin 700 ribu hektare jadi dalam satu tahun ini butuh waktu 6-8 tahun kita terus dorong kalau kita mulai dari hari ini terus kapan lagi, kita pastikan kejadian pemerintah dan BUMN, pemerintah daerah serta petani,” ujarnya.
Ditambahkannya, pengembangan produk turunan menjadi Bioethanol ini menjadi bahan campuran BBM seperti Avtur.
Bahkan campuran lima persen Bioethanol dengan Pertalite setara dengan Pertamax naik dua oktan.
“Kalau tebu penyerapan PTPN maka Bioethanol penyerapan 100 ke pertamina,” pungkasnya.
BUMN Hadapi Potensi Resesi 2023
Menteri BUMN, Erick Thohir mengatakan BUMN harus agresif melawan kemungkinan resesi tahun 2023.
“Sudah saya sampaikan pertumbuhan ekonomi lima persen di Indonesia sampai 2045 kemungkinan bisa terjadi kalau kita serius membangun empat industri,” ungkapnya.
Adapun empat industri itu adalah sumber alam Indonesia yang harus dihilirisasi dan diindustrilisasikan seperti kelapa sawit turunan pohon industrinya ada 80 untuk minyak, bahan baku coklat, bahan baku makeup (Kosmetik), nikel untuk stainless steel dan lainnya.
Kemungkinan, yang kedua membangun industri pangan seperti penanaman tebu yang bukanlah hal biasa lantaran membutuhkan perlu bibit, pupuk, teknologi dan lain-lain.
“Kalau ini diindustrikan maka akan meningkat jauh, yang ketiga ekonomi digital yang menembus 4.500 Triliun. Yang keempat industri kreatif kita, yang juga penting tentu industri pangan dan industri olahraga karena itu kenapa sepakbola harus diselamatkan,” tandasnya. (S priyanto)
sumber : dari berbagai sumber