Oleh : Fauzi As
Lembar : XXVIII Episode II Pilgub Jatim
Achmad Fauzi, alias Lora Fauzi, alias Cak Fauzi, alias Gus Fauzi, alias Achmad Fauzi Wongsojudo, adalah Bupati Sumenep yang pemberitaannya terus membanjiri media massa. Achmad Fauzi secara resmi memperpanjang atau mengubah namanya menjadi Achmad Fauzi Wongsojudo yaitu berdasarkan Penetapan Pengadilan Negeri Sumenep Nomor 23/Pdt.P/2023/PN Smp.
Penetapan Pengadilan itu ditindaklanjuti dengan Surat Edaran Nomor 188/595/435.013/2023. Tentang Penulisan Nama Bupati Pada Produk Hukum Daerah Dan Tata Naskah Lainnya.
Berita tentang perubahan nama Bupati ini beredar luas pada media massa, saya sebagai masyarakat bertanya, apa urgensi dari perubahan nama bupati yang diviralkan secara berlebihan? sementara banyak hal yang lebih penting untuk diekspos di media.
Bupati Sumenep Perpanjang Nama
Dalam tulisan saya sebelumnya ada komentar warganet tentang Bupati Sumenep yang layak menjadi Duta Banner Indonesia, setelah saya pikir hal itu cukup beralasan, sebab becak, bis kota dan mobil angkutan penuh dengan gambar Bupati Sumenep, memang beberapa desain banner itu berisi ajakan untuk mengunjungi Wisata Pulau Oksigen, meski tampak aneh karena dalam banner-sticker yang ditempel pada kaca-kaca angkot itu foto Bupati Sumenep mengambil porsi cukup besar, seolah informasi yang menjadi hak publik malah dikesampingkan. Dalam pikiran saya yang subjektif muncul pertanyaan, ini promosi Wajah Bupati atau Promosi Wisata?
Salah satu contoh masalah Sumenep yang belum mendapat perhatian maksimal yaitu banyaknya akses jalan utama yang rusak, seperti di desa Matanair kecamatan Rubaru, begitu saya turun dari halaman rumah langsung disuguhi jalan yang hancur lebur, membuat ban mobil yang bundar terasa kotak, padahal di situ adalah titik yang berdekatan dengan rumah Ketua DPRD Sumenep.
Dalam jalur yang sama kira-kira satu kilo meter lagi menuju arah kota terdapat jalan yang miring, jalan yang bersebelahan dengan tambang galian C itu terjadi penurunan tanah yang juga membuat mobil lompat mirip koboy sedang menunggangi kuda hitamnya.
Ya.. Bupati Sumenep bukan tidak bekerja, hanya saja kesan lebay-nya terlalu kentara, seolah hanya mau berbuat saat sedang disiapkan kamera, kelakuannya sudah mirip konten kreator. Menurut sejumlah media untuk daerah kepulauan “Sejak pelantikan Bupati Sumenep Achmad Fauzi pada 26 Pebruari 2021, sudah berhasil membangun poros jalan Kangean sepanjang 28,35 KM dari target 48,35 KM,”.
Sementara di Kabupaten Sampang dibawah kepemimpinan H. Idi (Abah Idi) salah-satunya berhasil membangun jalan lingkar selatan (JLS) untuk memperluas akses ekonomi masyarakatnya. Namun jalan itu tidak hanya dinikmati oleh masyarakat sampang saja kami pun sebagai warga Sumenep dapat merasakan manfaatnya, selama H. Idi memimpin Kabupaten Sampang sudah membangun infrastruktur dengan total sebagai berikut Betonisasi 96,225 KM, Konstruksi Hotmix 52,15 KM, Konstruksi Jembatan 31 Jembatan,
Bupati Sampang Perpanjang jalan.
Membandingkan kebijakan Bupati Sampang dan Bupati Sumenep ini cukup menarik, karena menurut data statistik BPS 2022 Kabupaten Sampang ditetapkan sebagai Kabupaten paling miskin di Jawa Timur.
Sementara Kabupaten Sumenep terjadi perbaikan (menurut data statistik) ya di akun tiktok dan Instagram terlihat viral, tetapi hal itu tidak tembus pada batin publik, ibarat musim film rakyat sedang menikmati beberapa film fiktif, bagi saya H. Idi (Bupati Sampang) lebih berhasil membangun daerahnya, maka dalam kontestasi Pilgub Jatim, kami beserta teman-teman mendukung H. Slamet Junaidi lebih tepat mewakili Madura, ia tidak punya beban masa lalu, atau tersandra
Peristiwa Besar Skandal Bellezza.
Sumenep, 11 Agustus 2023.