Opini  

Menakar Keteguhan Partai Ka’bah di Bumi Sumekar

foto: rudi hartono, penanggungjawab transindonesia sumenep

Oleh : hartono

Penanggungjawab Transindonesia -Sumenep

TROL, – Dinamika politik di kabupaten Sumenep-Jawa Timur kian hangat. Kehangatan itu berpusat pada partai berlambang Ka’bah. Partai ini lah yang dulu iconik bagi pemilih era 1970 an di pulau meski kini bisa disebut sebagai partai legenda orang Madura.

Di tengah menghangatnya pencalonan pasangan bupati dan wakilnya di Sumenep ada seorang pria yang mengaku sebagai Muhibbin (pendukung setia) Kiai Fikri, ia tampak tidak terpengaruh saat Kiai Fikri “diprank” oleh partainya sendiri.

Ketegangan semakin meningkat setelah adanya dugaan bahwa partai tersebut tidak mendukung Kiai Fikri.

Dalam situasi tersebut Kurniadi Raja Hantu seorang yang kritis pada PPP, pada, Minggu 28 Juli kemarin , menyatakan sikapnya. “anda bukan Muhibbinnya Kiai Fikri, tapi Muhibbinnya kepentingan politik partai”.

Pernyataan ini menunjukkan kecurigaan Kurniadi bahwa dukungan yang diberikan oleh pria tersebut bukanlah murni untuk Kiai Fikri, melainkan untuk kepentingan politik partai yang lebih besar.

lebih lanjut, Kurniadi, mengungkapkan rasa kekecewaannya terhadap PPP, dengan menegaskan keyakinannya bahwa, “partai PPP atau tepatnya penguasa partai, telah melacur demi kepentingan uang dan kekuasaan.” PPP dianggap telah kehilangan arah dalam upaya melayani kepentingan umum.

Sikap partai yang tampak tidak mendukung kadernya sendiri, seperti prank yang dilakukan PPP terhadap Kiai Fikri, dijadikan bukti oleh Kurniadi bahwa PPP menilai Kiai Fikri tidak memiliki nilai jual untuk umat dan bangsa. Ini menambah ketegangan di dalam tubuh partai serta menimbulkan pertanyaan mengenai integritas dan arah politik PPP di masa depan.

Prank ini mencerminkan ketidakpastian dan keretakan yang semakin dalam di internal PPP kabupaten Sumenep. Banyak pihak mulai mempertanyakan komitmen partai dalam menjaga loyalitas dan mendukung kader-kadernya, serta dampak dari dinamika ini terhadap stabilitas politik di tingkat lokal dan nasional.

Dengan situasi politik yang terus berkembang,  Apakah PPP akan memperbaiki sikapnya terhadap Kiai Fikri dan kader-kader lainnya, ataukah akan ada perubahan signifikan dalam struktur dan kebijakan partai, masih menjadi misteri yang harus diungkap.

Diketahui Kyai Fikri adalah sosok yang dikenal publik atas keteladanannya, pemilik pondok pesantren di pulau Madura, kabupaten Sumenep ini merupakan kader partai yang pernah mendulang suara pada masanya dulu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *