foto:rri.co.id
TROL, Singaraja – Pertama kali di Bali, Pemkab Buleleng melalui Dinas Pertanian melakukan inovasi pertanian untuk meningkatkan produksi padi dengan system penanaman Hazton. Hazton merupakan singkatan dari hasil berton ton. Sistem ini diharapkan mampu menambah pasokan gabah di Buleleng dari hasil panen petani sebelumnya.
“Hazton ini pola tanam padi menggunakan bibit lebih tua sekitar 25 hari dari penyemaian sampai siap ditanam dengan jumlah rumpun 25-30. Sedangkan tanam padi konvensional sekitar 3-5 rumpun saja. Ini berdasarkan penelitian yang dilakukan di Kalimantan dan berhasil meningkatkan produksi petani,” ujar Kadis Pertanian Made Sumiarta melalui saluran telpon, Selasa (9/4), mengutip rri.co.id.
Lebih lanjut dijelaskan, sistem Hazton ini dari hasil penelitian produksi padi 1 hektar mampu menghasilkan 15-20 ton bila dibandingkan cara konvensional produksinya stagnan dibawah 10 ton.
“Sistem Hazton indukkan setiap rumpun tumbuh lebih optimal, istilah Bali penanaman sempok 25-30 sekali jumput,” katanya.
Disinggung bibit yang digunakan, Made Sumiarta mengatakan tidak ada bibit yang khusus, hanya menyesuaikan varietas yang ada yang sering digunakan petani seperti IR.64, Ciherang, dan Inpari 32 dan ini telah di uji cobakan di subak desa Sambangan, kecamatan Sukasada bulan Maret lalu. Untuk wilayah kabupaten Buleleng selain kecamatan Tejakula akan dilakukan penanaman sistem ini setelah panen sekarang, nantinya penyuluh pertanian akan mendampingi mereka.
”Untuk penanaman kira-kira pertengahan April ini dilakukan,” ucapnya.
Kadis Sumiarta berharap dengan sistem ini mampu menambah pasokan beras sehingga dapat menekan harga yang saat ini mengalami inflasi.
“Jika ekstensifikasi saat ini sulit dilakukan karena lahannya kurang, jalan satu-satunya ya sistem Hazton ini tentu dengan analisa usaha tani. Kita yakin produksi padi di Buleleng akan meningkat,” katanya mengakhiri.(dian)
*sumber : rri. co. Id