foto : dr. ririd memberikan sosialisasi kepada pengunjung di depan poli bedah rsud dr. iskak tulungagung (dok. rsud dr. iskak tulungagung)
TROL, Tulungagung – Nyeri perut merupakan masalah umum pada anak yang dapat hilang sendiri. Namun jika kondisi itu terjadi terus menerus, bisa berakibat fatal hingga berujung tindakan pembedahan.
Dokter spesialis bedah anak RSUD dr. Iskak Tulungagung, dr. Ririd Sp.B. mengatakan, terdapat beberapa jenis nyeri perut pada anak.
“Beberapa contoh nyeri perut pada anak berupa Apendisitis, Invaginasi, hernia, torsio testis,” jelas dr. Ririd dalam sosialisasi di depan Poli Bedah RSUD dr. Iskak, Senin (29/7).
Baca : Siswa SMPN 1 Kedungwaru Raih Juara Pertama Kejurnas Karate Piala Kapolri 2024
Apendisitis merupakan peradangan dari appendix vermivormis, yang lebih terkenal dengan sebutan usus buntu. Sementara Invaginasi adalah kondisi serius saat usus masuk ke bagian usus yang lain. Sebagian usus melipat, sehingga satu bagian menyelip ke dalam bagian lain, seperti teleskop.
Akibatnya usus menjadi terhalang sehingga makanan dan cairan tidak bisa lewat. Aliran darah menuju usus mungkin juga tersendat yang menyebabkan bagian usus tersebut terluka atau mati. Invaginasi juga menjadi penyebab paling umum obstruksi usus pada anak-anak di bawah tiga tahun.
“Invaginasi dari segmen usus bagian proksimal (intususeptum) yang masuk ke dalam lumen usus bagian distal (intususipiens) yang mengarah pada terjadinya obstruksi usus,” tambah Ririd.
Pada anak-anak juga rentan terjadi Hernia inkarserata atau penonjolan. Hal ini terjadi ketika bagian usus terjepit dan sulit dikembalikan ke posisi normalnya. Kondisi ini bisa memicu obstruksi usus dan hernia strangulata.
Ditambah kejadian torsio testis yang terjadi ketika funikulus spermatikus terpuntir sedemikian rupa. Sehingga terjadi gangguan vaskulariasi dari testis dan struktur jaringan di dalam skrotum. Gejala yang umumnya terjadi berupa nyeri, pembengkakan, panas dan kemerahan.
dr. Ririd menambahkan, selain 4 jenis nyeri perut di atas terdapat kasus lain kegawatan pada anak, antara lain : Atresia ileum/usus tidak terbentuk sempurna, Hirschsprung disease/Megacolon (kondisi usus besar atau kolon mengalami pembesaran atau pelebaran secara abnormal), Gastroschisis (kelainan kongenital/bawaan sejak bayi) yang membuat usus atau organ pencernaan lainnya berada di luar perut, dan Atresia ani/tidak punya lubang dubur.
Baca : Peringati HUT Kemerdekaan RI Ke-79, Bapenda Tulungagung Adakan Bulan Bebas Denda/Sanksi Administrasi
Orang tua juga perlu waspada bila anak mengalami beberapa kondisi di bawah ini: Nyeri perut yang menetap dan bertambah hebat, Benjolan pada lipatan paha/bibir kemaluan/kantung kemaluan yang menetap, Muntah hijau/darah, Perut semakin membesar disertai tidak dapat BAB, Tidak bisa BAK, Terjatuh/kecelakaan yang menyebabkan cedera, BAB berdarah, Bayi lahir dengan kelainan bawaan (tidak punya lubang anus atau usus berada di luar perut).
Terlebih kasus trauma pada anak menjadi penting karena anak bukan miniatur orang dewasa. Selain itu, organ belum terbentuk sempurna dan masih dalam masa pertumbuhan.
“Diharapkan oang tua lebih peduli ke anak, sebab anak bukan miniatur orang dewasa. Dari sisi fisiologis dan anatomi juga berbeda dengan orang dewasa. Segera konsultasi ke dokter jika terdapat kelainan,” pesannya. (jk)
Sumber : rsud.tulungagung.id, humas rsud dr. Iskak