Oleh: Rudi Hartono
(Pimpinan Trans Indonesia Sumenep)
TROL, Sumenep kabupaten di pulau Madura memiliki sejuta pesona, Alam dan keindahan berikut kekayaan yang terkandung didalamnya, wisata oksigen, bentang pantai hingga Migas. Ditambah Arya Wiraraja, nama yang tercatat dalam kitab – kitab lawas yang beririsan dengan Kerajaan Majapahit.
Namun tak seperti kemegahan gambaran diatas, dibanyak tempat tumpukan sampah tak terurus dengan rapi.
Meski terkena sasar program Kotaku beberapa waktu lalu hingga kini belum nampakan “wajah indak penuh pesona”,seperti syair lagu Iwan Fals.
Gelontaran dana 2,2 miliar dari APBN tahun 2021 lalu yang menyandar di 7 desa di 3 kecamatan dalam program Kota Tanpa Kumuh hingga kini tetap saja tidak berhasil mengedukasi warga sebagai obyek dan subyek penyebab kumuh.
Infrastruktur pendukung keindahan pun turut memperburuk kondisi kota. Lihat saja trotoar di sepanjang jalan kota yang tidak terurus dengan baik juga , banyak rusak dan dibiarkan, saluran air di kanan kiri sepanjang jalan penuh sampah.
Bupati Achmad Fauzi pada 14 Oktober tahun 2021 mengatakan, Program Kotaku dilakukan untuk mempercepat penanganan pemukiman kumuh dan mendukung gerakan 100 persen akses air minum layak, 0 persen permukiman kumuh dan 100 persen akses sanitasi layak. Namun ternyata tak banyak merubah kumuhnya kota Sumenep.
Sumenep termasuk kabupaten yang memiliki sejarah panjang, yang aktivitas pemerintahan sudah dimulai sejak tahun 1269 Masehi.
Sejarah Kabupaten Sumenep selalu dikaitkan dengan Adipati Arya Wiraraja yang hidup pada periode akhir kerajaan Singosari. Artinya, pemerintahan di Sumenep sudah berdiri sebelum berdirinya Kerajaan Majapahit.
Sebuah media masa pada 14 Pebruari 2022 menyorot kekecewaan Shomad seorang kepala biro media Tropong News kecewa melihat kursi besi hampir semua berkarat di taman bunga di jantung kota Sumenep, tulis suksesi.
Sama halnya dikatakan Ninik Mz Selasa 7 Juni 2022, warga Tulungagung yang tidak menduga jika kota Sumenep ternyata kumuh.
Sepertinya semua orang khususnya warga kabupaten Sumenep sangat ingin melihat piala ADIPURA bertengger di jalanan kota Sumemep, setelah sekian lama menghilang setelah Pemerintahan yang baru. (***)