TROL, Tulungagung- Menjelang pesta demokrasi atau Pemilihan Umum (Pemilu) yang akan berlangsung pada 14 Februari 2024 mendatang, Badan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) kabupaten Tulungagung menggelar kegiatan sosialisasi Pembinaan Kewaspadaan dan Deteksi Dini Menangkal Radikalisme.
Kegiatan tersebut berlangsung di Front One Hotel pada hari Senin (21/8). Tampak hadir dalam acara tersebut Kesbangpol Pemprov Jatim, Polres Tulungagung, Akademisi STAI Diponegoro Tulungagung, OPD terkait, Camat se-kabupaten Tulungagung, anggota Polsek dan Koramil, serta tamu undangan lainnya.
Kepala Badan Kesbangpol kabupaten Tulungagung Drs. Bambang Triono, MM, mengatakan dasar pelaksanaan sosialisasi ini sendiri tertuang dalam Undang-undang RI Nomor 23 Tahun 2014, yakni tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 9 Tahun 2015.
“Sedangkan Undang-undang Nomor 15 Tahun 2003 tentang penetapan peraturan pemerintah pengganti undang-undang Nomor 1 Tahun 2022 tentang pemberantasan tindak pidana terorisme menjadi undang-undang,” jelasnya. “Untuk Undang-undang Nomor 9 2013 tentang pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pendanaan terorisme,” lanjutnya.
Lebih lanjut Bambang menjelaskan kewaspadaan terhadap radikalisme yang mengarah kepada aksi terorisme merupakan tanggung jawab bersama, agar masyarakat terbebas dari paham-paham yang mempengaruhi.
“Maksud sosialisasi ini sendiri adalah upaya meningkatkan koordinasi, sinergitas dan kerjasama dalam menangkal paham radikalisme, ekstrimisme berbasis kekerasan yang mengarah pada aksi terorisme secara terpadu sesuai tugas, fungsi dan wewenang masing-masing,” jelasnya.
Bambang mengingatkan bahwa baru-baru ini tertangkapnya terduga teroris di wilayah desa Boro kecamatan Kedungwaru-Tulungagung, dan juga terciduknya pegawai BUMN di wilayah Bekasi Utara.
“Informasi terakhir dari Jubir Densus 88, telah ditemukan 780 buah kotak sumbangan yang sengaja disembunyikan oleh anggota Jama’ah Islamiyyah pasca terungkapnya salah satu Ketua BM AFS di Jakarta,” ucap Bambang.
“Jadi kita semua harus berhati-hati dan waspada ada penggalangan dana yang berkedok kemanusiaan yang merupakan afiliasi dari kelompok terorisme, niat baik belum tentu juga tersalurkan dengan hal-hal yang baik pula,” kata Bambang.
Bambang berharap dari kajadian tersebut, masyarakat tidak terlena, karena tantangan di depan masih tetap saja ada. “Tantangan yang kita hadapi ke depan semakin berat, apalagi ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang sangat cepat,” pungkas Bambang. (jk)