foto : karapan sapi/antara
TROL,Bangkalan – Karapan Sapi Piala Presiden yang digelar di Lapangan Karapan Sapi R.P Moh Noer, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, Minggu (8/10) diwarnai dengan kericuhan.
Aksi bentrokan itu terekam dalam video dan viral di media sosial.
Diduga, pemicu bentrokan karena ada yang tidak puas dengan keputusan juri. Dari kedua kubu, ada yang membawa senjata tajam berupa pisau dan celurit.
Panglima Daerah Militer (Pangdam) V Brawijaya Mayjen TNI Farid Makruf menyebutkan, bentrokan itu terjadi akibat salah paham pada peserta kerapan sapi.
“Insiden tadi sebenarnya juri dan hakim punya aturan sendiri. Dan pemilik sapi tidak terima yang terjadi di lapangan,” kata Farid.
Akibat bentrokan itu, panitia belum mengumumkan pemenang untuk kelas kalah. Jika diumumkan, panitia khawatir akan memicu aksi kekerasan yang lebih besar lagi.
“Pemenang untuk kategori kalah, akan dipecahkan besok bersama pakar Sakera atau ketua pakar karapan sapi Madura. Kami tidak umumkan hari ini,” terangnya.
Ia juga mengaku adanya pendukung dari peserta yang membawa sanjata tajam, padahal sudah dilarang.
Bahkan anggota TNI yang mengamankan sudah memeriksa seluruh peserta maupun penonton yang masuk.
“Sudah ada pemeriksaan sajam. Tapi mungkin setelah karapan dimulai, ada yang masuk bawa sajam tanpa sepengetahuan petugas,” tegasnya.
Karapan sapi Piala Presiden kali ini diikuti oleh para pemenang dari empat kabupaten di Madura.
Masing-masing kabupaten mengirimkan peserta enam pasang sapi sapi. tiga pasang dari kategori kalah dan tiga pasang sapi karapan dari kategori menang. (*)