Sosial  

Krisi Air Bersih 7 Desa di Tulungagung

foto :antara

TROL, Tulungagung – Bencana kekeringan landa tujuh desa di Tulungagung

Sedikitnya tujuh desa di empat kecamatan Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur dilaporkan mengalami krisis air bersih parah sebagai dampak kemarau panjang yang dialami daerah ini sejak Maret 2023.

“Jumlahnya bisa jadi terus bertambah, mengingat prediksi kemarau masih panjang,” kata Kepala Pelaksana BPBD Tulungagung Robinson Nadeak di Tulungagung, Sabtu,(21/10)

Data daerah terdampak yang dikumpulkan Pusdalops hari ini mengacu permintaan bantuan air bersih dari desa-desa yang mengalami krisis air bersih.

BPBD Tulungagung juga sudah melakukan respons cepat, yakni dengan mengirimkan truk-truk tangki berisi air bersih ke lingkungan warga yang kekurangan pasokan air untuk kebutuhan sehari-hari, terutama untuk memasak, kebutuhan minum maupun MCK.

“Tiap hari rerata 1-2 tangki air bersih didistribusikan oleh BPBD,” ujar Robinson.

Ditanya perbandingan dengan tahun lalu, Robinson mengatakan bencana kekeringan di Tulungagung lebih parah tahun ini.

Sebab, pada tahun 2022, wilayah Tulungagung cenderung mengalami kemarau basah, sehingga tidak terjadi kekeringan di Tulungagung.

“Sekarang dengan El Nino agak ekstrem,” katanya.

Selain mengandalkan anggaran dari daerah, untuk penanggulangan bencana pihaknya juga meminta bantuan dari Provinsi Jawa Timur dan Pemerintah Pusat.

Desa yang kekeringan antara lain terdapat di kecamatan Kalidawir, yaitu desa Banyu Urip, desa Kali Batur, desa Winong, dan desa Rejosari.

Kecamatan Besuki, desa Pelem, kecamatan Campur Darat dan desa Tenggarejo, kecamatan Tanggunggunung.

Selain itu, terdapat 18 desa yang berpotensi mengalami kekeringan jika El Nino berkepanjangan hingga Maret 2024.

BPBDpun telah memetakan daerah rawan serta warga terdampak, hingga membuat rencana bantuan untuk mereka.

“Jika mengacu pada prediksi BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika), El Nino terjadi sampai Maret 2024. Kami harus mengantisipasi dari sekarang,” ucap Kepala BPBD Tulungagung, Robinson Nadeak, Kamis (19/10), mengutip tribun

BPBD Tulungagung telah 4 kali memperpanjang masa darurat kekeringan. BPBD juga telah mengajukan bantuan ke provinsi dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk mengatasi kekeringan ini.

Jika musim panas benar-benar sampai Maret 2024, maka ada 39 dusun di 18 desa yang akan terdampak.

Kecamatan Pucanglaban yang ada di kawasan pegunungan, ada 5 desa terdampak, yaitu desa Pucanglaban, Kalidawe, Panggunguni, Panggungkalak dan Kaligentong.

Jumlah desa yang sama juga terjadi kecamatan Kalidawir, yaitu desa Winong, Banyuurip, Kalibatur, Rejosari dan Karangtalun.

Kecamatan Tanggunggunung ada di desa Kresikan, Pakisrejo dan Tenggarejo.

Kecamatan Besuki meliputi desa Besuki, Sedayu Gunung, Keboireng dan desa Tulungrejo.

Sedangkan di kecamatan Rejotangan ada satu desa, yaitu Sukorejo Wetan.

Total ada 36.017 warga dari 12.922 keluarga yang akan terdampak kekeringan.

“Jika sesuai prediksi BMKG, maka kita menghadapi bencana kekeringan yang meluas. Kami sudah petakan semua, dan mengantisipasi jika benar-benar terjadi,” pungkas Robinson.(bambang)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *