Oleh : rudi hartono
(transindonesia sumenep)
TROL,- Aktivis, sering kalimat itu terdengar atau terbaca. Ada aktivis lingkungan hidup, ada aktivis perempuan dan pegiat lainnya.
Diskripsi sederhananya adalah orang yang memperjuangkan visi misi yang diyakininya sesuai dengan kepentingan organisasi, baik organisasi lingkungan, sosial, politik maupun organisasi massa lainnya dan banyak yang lainya.
Lalu bagaimana jika yang dilakukan jauh dari diskripsi diatas ?
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) aktivis merupakan orang (terutama anggota organisasi politik, sosial, buruh, petani, pemuda, mahasiswa, wanita) yang bekerja aktif mendorong pelaksanaan sesuatu atau berbagai kegiatan dalam organisasinya.
palsu itu sendiri dapat diartikan sebagai tidak tulen; tidak sah atau juga dapat diartikan sebagai tiruan dan atau gadungan.
Aktivis palsu merupakan gambaran individu atau kelompok yang kerap mengklaim dirinya sebagai agen perubahan namun tidak memiliki komitmen nyata terhadap tujuan.
Soalah kelompoknya yang paling baik agar dianggap baik, Kebaikan sosial penggunaan retorika yang memukau dan penampilan yang meyakinkan cenderung mencari pengakuan publik tanpa melakukan tindakan yang substansial.
Kelompok seperti itu biasanya kerap menggelar drama demonstrasi untuk menarik perhatian termasuk media masa dan mempengaruhi emosi publik, diantaranya malah ada yang untuk memeras pihak lain.
Bahkan mengancam akan meningkatkan peserta aksi demo jika tujuan pribadi mereka tidak terpenuhi begitu tujuan pribadinya tercapai mereka menghentikan aksinya.
Aktivis palsu lebih mementingkan citra pribadi dan kelompoknya dari pada kepentingan kebaikan masyarakat hal ini bisa merusak kepercayaan publik terhadap gerakan sosial yang sejati.