foto : istimewa
TROL, Mojokerto – Dinas Peternakan kabupaten Mojokerto, Jawa Timur mencatat jumlah hewan ternak yang sembuh dari wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) bertambah dari 316 ekor menjadi 995 ekor.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten setempat Nurul Istiqomah menjelaskan hari ini jumlah hewan ternak yang sakit ada 1.123 ekor, terdiri atas 1.117 sapi dan 6 kambing.
“Untuk jumlah yang sembuh 995 ekor, yang mati 30 ekor, dijual 16 ekor, dan yang dipotong paksa ada 14 ekor,” ungkapnya dalam keterangan pers di Mojokerto, Selasa (24/5), dilansir dari Antara.
Nurul mengatakan pihaknya telah mengerahkan seluruh tim Disperta kabupaten Mojokerto untuk melakukan penanganan wabah PMK ini.
“Tim kami sudah disebar di seluruh desa di kabupaten Mojokerto untuk melakukan pengobatan dan melakukan langkah-langkah antisipasi terhadap hewan-hewan yang masih sehat agar tidak tertular PMK,” tuturnya.
Terkait langkah-langkah antisipasi, lanjut Nurul, Pemkab bersama Forkopimda telah melakukan salah satu langkah antisipasi berupa pembatasan mobilitas hewan ternak selama wabah PMK.
“Selain 6 pasar hewan ditutup sementara, pembatasan mobilitas hewan ternak juga kami lakukan dengan cara melakukan razia bersama Polres Mojokerto di perbatasan wilayah kabupaten Mojokerto. Ini untuk mengantisipasi adanya lalulintas perdagangan hewan ternak lintas wilayah,” ujarnya.
Di sisi lain, petugas Polres Mojokerto Kota Jawa Timur memantau kondisi kesehatan hewan ternak yang terkena wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) di sejumlah rumah potong hewan (RPH) di kota setempat.
Kapolresta Mojokerto AKBP Rofiq Ripto Himawan mengatakan pihaknya melaksanakan monitoring pengecekan kesehatan dan pemotongan hewan ternak di RPH milik Suwantah desa Kemlagi, kecamatan Kemlagi.
Ia mengatakan pihak kepolisian menjadikan wabah PMK ini sebagai atensi dan segera mengambil tindakan dengan melaksanakan monitoring proses pengecekan kesehatan hewan ternak yang akan dipotong di beberapa RPH yang ada Kota Mojokerto dalam rangka pencegahan wabah PMK..
AKBP Rofiq mengatakan pengecekan kesehatan hewan ternak sapi sangat membantu para peternak sapi untuk mengurangi rasa khawatir akan terjangkit penyakit PMK yang menular pada sapi.
“Maka kami bersama petugas hingga polsek jajaran berkolaborasi bersama-sama melakukan pemantauan terhadap hewan ternak tersebut,” ucapnya
Selain gencar melakukan penyekatan mobilitas hewan ternak di wilayah perbatasan, Polresta Mojokerto juga melakukan patroli ke sejumlah kandang ternak dan Rumah Pemotongan Hewan (RPH). Ini dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Seperti terjadi pada Kamis (26)5)anggota Sat Samapta Polresta Mojokerto mendatangi kandang ternak dan RPH di wilayah kecamatan Kemlagi,yakni kandang milik Sugeng dan milik Khoirul Anam – Mojodadi. Petugas berkoordinasi dengan pemilik terkait antisipasi wabah PMK.
“Hari ini, ada 2 kandang dan RPH milik warga desa Kemlagi dan Mojodadi yang menjadi sasaran kegiatan preventif anggota Sat Samapta Polresta Mojokerto Kota dalam rangka antisipasi penyebaran wabah PMK di wilayah hukum Polresta Mojokerto,” ungkap Kasi Humas Polresta Mojokerto, Iptu MK Umam, dikutip dari beritajatim.
Anggota meminta agar pemilik kandang dan RPH untuk menjaga kebersihan dan apabila mengetahui adanya kejadian tindak pidana maupun membutuhkan bantuan kepolisian agar segera menghubungi layanan call center 110. Anggota juga memberikan pemahaman terkait perlunya pembatasan mobilitas hewan ternak.
“Anggota juga memberikan pemahaman perlunya pembatasan mobilitas keluar masuk hewan ternak khususnya yang tidak dilengkapi SKSH dari Dinas Peternakan untuk antisipasi penyebaran PMK. Untuk masyarakat, agar tidak perlu panik jika mengkonsumsi daging ternak, sapi maupun kambing yang terkena PMK,” ujarnya.
Kasi Humas menghimbau agar masyarakat yang hendak mengkonsumsi daging sapi maupun kambing untuk lebih amannya memastikan jika daging tersebut dari pemotongan di (RPH). Sebab di RPH, lanjut Kasi Humas, ada tim dokter yang akan memeriksa kesehatan ternak yang dipotong. (supriyadi)