HP Pendemo Dirampas Orang Tak Dikenal, Hingga Berdarah

TROL, Sumenep – Gerakan Aliansi BEM Sumenep (BEMSU) yang menolak kunjungan Presiden RI Ir. H. Joko Widodo (Jokowi) di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, pada Rabu pagi sekitar pukul 10:00 WIB (20/4) dibubarkan oleh aparat, sekaligus poster dan HP mahasiswa dirampas hingga mulut berdarah.

Reaksi yang dilakukan oleh aparat terhadap aksi mahasiswa tersebut terjadi di sebelah barat Pasar Anom Sumenep, dimana pasar Anom menjadi titik lokasi kunjungan Presiden Jokowi setelah peresmian Bandara Trunojoyo.

Saat dikonfirmasi oleh awak media dirinya mengatakan, “Iya benar dibubarkan. Padahal kita sudah melakukan aksi dengan damai, kita cuma membentangkan poster, itupun poster kita dirampas kemudian kita dipaksa mundur dan dibubarkan,” terang Moh Choirul Anam, Korlap Aksi. (20/4)

Ilung panggilan akrab korlap menambahkan, selain membubarkan dan merampas poster, HP mahasiswa juga dirampas dengan meminta dokumentasi video yang dilakukannya untuk dihapus.

“Teman kita yang bertugas mendokumentasikan kegiatan tersebut, hp nya dirampas dan live IG yang kami lakukan di keluarkan sehingga kami tidak bisa save, video live tersebut” jelas Ilung.

Bahkan dalam upaya perampasan poster oleh aparat itu hingga menyebabkan mulut dari mahasiswa itu berdarah.

“Ketika merampas poster kita, karena terjadi tarik menarik dengan koordinator Bemsu sampai mulutnya berdarah kena senggol,” ungkapnya.

Bahkan alasan pembubaran disebutkan Ilung tidak jelas. Cuma dikatakan oleh aparat yang berpakaian preman sebagaimana berdasarkan video yang dikirim tidak boleh demo karena presiden adalah simbol negara.

“Sedangkan kami menggunakan pasal 28E ayat (3) tentang kebebasan berpendapat di muka umum dan itu bunyi konstitusi Undang-Undang Dasar 1945,” tutupnya. (hartono)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *