Budaya  

Monumen Reog Ponorogo Dana 84 Miliar

TROL, Ponorogo – Pemkab Ponorogo akan membangun monumen Reog raksasa setinggi 126 meter, bangunan ini lebih tinggi dari Garuda Wisnu Kencana (GWS) di Bali. Proyek ambisius ini dianggarkan 84 miliar lebih.

Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko detailed engineering design (DED) proyek tahun jamak tersebut akan digarap oleh akademisi dari Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya.

“Yang mendesain ITS yang mengerjakan DED-nya juga ITS. Sudah direncanakan,” kata Sugiri, Selasa (13/12).

Untuk pembiayaan, Sugiri menyebut bahwa pembangunan Monumen Reog tidak sepenuhnya di topang dari APBD Ponorogo, tetapi juga dibantu swasta dan Pemprov Jatim.

Sugiri mengklaim bahwa tinggi monumen Reog tersebut melebihi dari monumen Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Bali yang memiliki tinggi 105 meter.

Saat ini, setelah hampir setahun direncanakan dan dipersiapkan, Pemkab Ponorogo menerapkan pemenang lelang yang akan melaksanakan pembangunan Monumen Reog.

“Ada dua yang masukan penawaran yakni PT Widia Satria dan PT Sinar Cerah Sempurna, yang satu tidak masukan penawaran,” kata Kepala Bagian Pengadaan Barang dan Jasa Sekretariat Daerah Pemkab Ponorogo Budi Darnawan.

Disebutkan, sebenarnya ada tiga peserta yang lolos dalam prakualifikasi. Namun dalam perjalanannya hanya dua yang melakukan memasukkan penawaran

Penandatanganan Kontrak

Dari hasil evaluasi yang telah dilakukan oleh Pokja, kata Budi, hanya PT Widia Satria dari Surabaya yang telah memenuhi aspek kualifikasi, administrasi, teknis serta kelengkapan lainnya. Sedangkan PT. Sinar Cerah Sempurna gugur dalam persyaratan teknis.

Selanjutnya, setelah ditentukan pemenangnya pihaknya akan menerbitkan surat penunjukan penyedia barang dan jasa (SPPBJ) dan diteruskan dengan penandatanganan kontrak antara pemenang tender dan dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga sebagai pihak pertama.

“Jadi kontrak mulai 2022 hingga Desember 2024, (proyek) tahun jamak. Anggaran pagu 84 miliar, nilai HPS 76 miliar dan untuk nilai penawaran 73 miliar,” kata Budi.(sri wahyuni)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *