Tiga Pendekar PSHT Cabang Bojonegoro Pusat Madiun Juara Tarung Bebas di Wonogiri

 

TROL,Bojonegoro.- Sebanyak tiga pesilat asal Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, berhasil menjadi juara tarung bebas skala nasional yang digelar di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah (Jateng). Bahkan dua diantaranya berhasil menang KO atas lawannya.

Ke tiga pesilat itu ialah Atok Illah, asal kecamatan Trucuk, Suprayitno asal kecamatan Sukosewu, dan M. Fahrul Afifiudin asal kecamatan Sumberrejo. Mereka berlaga dalam Kejuaraan Nasional (Kejurnas) “Tarung Bebas Indonesia” piala Bupati Wonogiri yang berlangsung tanggal 12-13 Januari 2023 di Gedung Olahraga (GOR) Giri Mandala Wonogiri, Jateng.

Para atlet tarung bebas ini sebelumnya berlatih di Sasana “Kandang Macan” Bojonegoro guna mempersiapkan diri secara fisik maupun teknik. Dibawah bimbingan Tri Dipta Indra Kumala.

Pelatih dan penanggung jawab Sasana Kandang Macan Bojonegoro, Tri Dipta Indra Kumala menuturkan, bahwa anak didiknya yang mengikuti Kejurnas itu memiliki latar belakang pencak silat dari Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Pusat Madiun.

“Meski begitu, persiapan tetap diperlukan selama kurang lebih tiga bulan untuk memantapkan fisik, teknik, dan rencana permainan di atas ring, serta menambah jam sparring,” kata pria yang akrab disapa Indra kepada awak media, Minggu (15/01).

Dijelaskan, bahwa persiapan ini juga untuk membenahi kekurangan dari para atlet. Diantaranya karena background bela diri mereka dari pencak silat dianggap kurang untuk selalu membiasakan stance (sikap pasang) maka perlu penyesuaian. Begitu pula dalam hal serangan lintasan dimana sebelumnya bertanding pencak silat mengumpulkan poin di bagian dada, perut, dan punggung.

“Nah ketika tarung bebas sekarang, mereka harus membiasakan menyerang dan bertahan untuk serangan di kepala,” jelasnya.

Pria yang juga pernah menjuarai Silat Bebas Indonesia TV One ini menyebut, anak asuhnya perlu pula menyesuaikan aturan main di Kejurnas Tarung Bebas Indonesia. Yaitu memakai aturan amatir. Karena masih memakai body protector pelindung kaki dan pelindung kepala untuk keselamatan atlet.

“Tetapi atlet boleh menendang memukul kepala ditambah dengan serangan lutut dalam pertandingan berdurasi 3 menit untuk setiap ronde ini,” ujarnya.

Hasilnya, lanjut mahasiswa IKIP PGRI Bojonegoro ini, Atok Illah menang KO di ronde pertama melawan Uut Dermawan dari Sasana Muaythai Karanganyar. Sedangkan Suprayitno menang KO di ronde ke dua melawan Nugroho dari Sasana Mukino Mart Fight Club Wonogiri. Sementara Fahrul Afifudin menang angka lawan Ahmad Riridin dari Barata Champ Purworejo.

Mereka berlaga diantara total 180 peserta se Indonesia mulai dari kelas kadet, pemula, yunior sampai dengan senior. Secara berurutan, kelas ini terbagi mulai dari kelas 48kilogram (kg), 52kg, 56kg 60kg, 64,kg, 70kg, 75kg hingga 80kg. Pertarungan eksebisi ini berlangsung dengan sistem one match atau sekali pertandingan dalam tiga ronde.

Disinggung mengenai tawuran. Pemuda santun dan ramah ini berpesan untuk pemuda Bojonegoro yang masih sering tawuran dan berkelahi di jalan. Agar sebaiknya berlatih tanding tarung bebas di sasana. Karena dampak tawuran sangat merugikan baik untuk diri sendiri dan orang lain.

Dia mencontohkan, jika di Bojonegoro sendiri sebetulnya sering ada event bela diri. Untuk itu Indra meminta agar lebih baiknya mendaftarkan diri dengan mengikuti event pertandingan bela diri. Dalam pertandingan bela diri cabang olarhraga apapun dijamin lebih puas pertarungannya, pun ada prestasinya.

“Saya hanya ingin berpesan lebih baik kita menjadi pemuda yang gagah dan berjiwa kesatria. Kalau memang bakat atau hobi bela diri gunakanlah dengan tepat dan di tempat yang legal. Bertarunglah di sasana. Hentikan tawuran, karena itu merugikan,” tegasnya.(adi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *