foto:stadion letjend h soedirman bojonegoro
TROL, Bojonegoro – Pemain sepakbola di kabupaten Bojonegoro tersambar petir saat bertanding di Stadion Letjend H Soedirman Bojonegoro, Jumat (3/11) sekitar jam setengah 3 sore.
Peristiwa itu terjadi saat dua klub sedang bertanding dalam kompetisi Piala Soeratin U15 Jawa Timur. Saat kesebelasan sedang bertanding tiba-tiba turun hujan dengan intensitas lebat disertai angin dan petir.
Saat hujan berlangsung pertandingan tidak dihentikan, tiba-tiba petir menyambar salah satu pemain. Data yang berhasil dihimpun, korban tersambar petir yakni Tegar Dwi Prasetya (14) SMP) Negeri 5 Bojonegoro.
Korban saat itu sedang membela klubnya, Indonesia Muda (IM) Bojonegoro. Beruntung, dalam kejadian tersebut korban berhasil diselamatkan dan saat ini masih dalam proses perawatan di rumah sakit.
Guru Olahraga SMP Negeri 5 Bojonegoro, Indra Prabawa, dikonfirmasi membenarkan bahwa korban tersambar petir saat bermain bola itu bernama Tegar Dwi Prasetya (14) siswa SMP Negeri 5 Bojonegoro.
Saat ini, lanjut Indra, kondisi korban sudah membaik, dalam kondisi sadar, namun masih dirawat di Rumah Sakit Ibnu Sina Bojonegoro. Hanya saja korban masih mengalami gangguan pendengaran. “Kondisinya sudah membaik. Masih dirawat di rumah sakit,” kata Indra Prabawa.
Satu Pemain Tewas
Di Sukabumi,mengutip CNN Indonesia edisi Minggu 14 Agustus 2022 ,seorang pemain tewas tersambar petir saat tengah bermain di pertandingan sepak bola di Stadion Korpri, kecamatan Cisaat, Sukabumi, Jawa Barat, Sabtu (13/8/2022)
Pertandingan antara Pepermi FC vs YGS FC
baru berjalan 15 menit, petir menyambar salah seorang pemain bernomor punggung 13 bernama Edi Kurniawan (45).
“Setelah pertandingan berjalan kurang lebih 15 menit, tiba-tiba petir menyambar dan menghantam korban sehingga korban terjatuh,”
kata Kapolsek Cisaat, AKP Deden Sulaeman saat itu.
Petugas kesehatan bergegas mengecek kondisi Edi Kurniawan yang tersambar petir.
Akan tetapi, pemain yang tersambar petir itu sudah tak sadar. Petugas kesehatan langsung membawa pemain tersebut ke RS Betha Medika, namun nyawanya tak bisa diselamatkan
Satu Tim Meninggal, Sempat Dikira Disantet
Kisah mengerikan adalah sambaran petir yang menghantam satu tim sepak bola di Afrika Tengah, Kongo 25 tahun lalu.
Tepatnya pada tahun 1998. Petir menewaskan 11 pesepakbola usia antara 20 dan 35 tahun dalam satu pertandingan sepak bola.
Ketika itu kedua tim tengah bermain sama kuat dengan skor 1-1 di dalam pertandingan akhir pekan yang diadakan di provinsi timur Kasai itu. Selama pertandingan hujan dilaporkan cukup deras.
Harian terkemuka di Republik Demokratik Kongo, L’Avenir memberitakan ada 11 pemain tim lawan meninggal dunia dan 30 orang mengalami luka bakar serius akibat tersambar petir.
Anehnya, tak ada seorang pun yang mengalami cedera dari tim tuan rumah, Basanga. Karena kejanggalan tersebut, peristiwa ini pun lantas dikaitkan dengan keterlibatan ilmu sihir atau ilmu santet dari tim lawan.
Mereka mencurigai Basanga telah melakukan santet karena tidak ada pemainnya yang terluka. Santet di Afrika Barat dan Tengah memang sudah menjadi hal biasa.
Selain itu, ada surat kabar lain menuliskan sifat petir yang dapat memilih dan membagi populasi secara tepat dikenal sebagai penggunaan jimat dalam permainan sepakbola.
Sementara mengutip Independent, tim sepak bola di wilayah ini dikabarkan memang relatif sering mempekerjakan dukun untuk memberi kutukan kepada lawan mereka.
Kejadian yang serupa memang cukup sering terdengar meski tidak sampai mematikan. Namun, sejumlah pemain sepakbola terluka karena petir yang menghantam mereka di lapangan saat tengah melangsungkan permainan. (*)