foto: lahan padi/radarbali
TROL, Tabanan -Pengembangan padi ramah lingkungan mulai dilakoni para petani di Tabanan. Budidaya tanaman padi ramah lingkungan ini, bukan menitikberatkan pada pertanian dengan sistem inovasi modern yang tidak terjebak pada obat-obatan kimiawi.
Mereka ingin melakukan secara seimbang. Yakni, antara penggunaan antara pupuk kimia dengan penggunaan pupuk organik. Dengan aplikasi dari penggunaan pupuk organik baru sebesar 50 persen pada tanaman padi.
Itulah yang kini dikembangkan oleh Himpunan Keluarga Tani Indonesia (HKTI) Tabanan yang bekerjasama dengan Ikatan Pedagangan Pasar Indonesia (IKAPPI) Kabupaten Tabanan.
Pengurus HKTI Tabanan I Nengah Subagia mengatakan pengembangan padi ramah lingkungan mulai banyak digemari oleh para petani di Tabanan. Bahkan pihaknya sudah menanam dibeberapa subak di Tabanan dengan sistem penggunaan pupuk berimbang antara organik dan kimia atau disebut sistem semi organik.
Penanaman padi,diantaranya berada di Subak Jeron Dewa wilayah Selemadeg Barat, di Subak Aseman I Selemadeg Timur dan Subak Dukuh Penebel.
“Rata-rata beberapa subak tersebut menanam pada luasan lahan 5 hektar. Dengan pengembangan padi ramah lingkungan sudah berjalan setahun yang lalu,” ungkap Subagia, Kamis (11/4).
Menurutnya, penggunaan pupuk berimbang pupuk kimia dan kompos ditambah dengan pupuk cair organik (semi organik) masa panennya hampir sama dengan padi pada umumnya yang menggunakan seluruh pupuk kimia. Yakni selama 120 hari.
Yang menarik dari penanaman padi semi organik ini, dari sisi biaya operasional dan varietas jenis padi yang ditanam.
Untuk biaya sendiri jauh lebih hemat. Begitu pula gabah (padi) yang dihasilkan kualitasnya lebih bagus, karena kandungan kimia jauh lebih sedikit dan baik untuk kesehatan.
Secara keseluruhan menghabiskan biaya penanaman sekitar 17 juta per hektare dengan hasil 6 ton gabah kering per hektarnya. Dengan redimen padi 56,8 persen.
Namun jika menggunakan pupuk kimia secara keseluruhan habis anggaran biaya operasional penanaman padi sekitar 36 juta sampai proses panen. Apalagi ditengah harga pupuk kimia yang mahal saat ini.
“Artinya biaya produksi dan operasional padi bisa ditekan, sekitar 18 juta dalam satu kali panen padi. karena penggunaan pupuk organik yang lebih murah,” jelasnya.
Saat ini untuk varietas padi yang ditanam dengan sistem semi organik. Seperti jenis padi Ciherang dan Cigeulis.
“Harapan kami dengan mulai banyak petani yang menanam padi cara pengembangan padi ramah lingkungan penggunaan pupuk berimbang. Agar menurunkan penggunaan pupuk kimia di lahan pertanian,” pungkasnya. (dian)*
* radarbali