Pelajar Jombang Tewas di Tragedi Kanjuruhan

foto ; Orangtua aremania asal Jombang saat berada di makam sang anak, Minggu (2/10)

TROL, Jombang – Pelajar Jombang tewas jadi korban tragedi Kanjuruhan. Dia memang Aremania dan tiap ada pertandingan pasti nonton.

Korban bernama Muhamad Irsyad Arjuned (19), pelajar SMK asal dusun Mernung Lor, fesa Sumbernongko, kecamatan Ngusikan, Jombang.

Diberitakan beritajatim.com,Muhammad Arif Junaidi (49) tak bisa menyembunyikan kesedihannya. Namun demikian dia masih bisa bercerita secara gamblang tentang anaknya yang turut menjadi korban tragedi Kanjuruhan pada Sabtu (1/10). Sang anak meninggal dalam peristiwa itu. Ada lebam dan gosong di tubuh bocah yang masih duduk di bangku SMK Negeri Kudu kabupaten Jombang itu.

“Saya sempat melarangnya saat dia pamit hendak menonton pertandingan Arema melawa Persebaya di Stadion Kanjuruhan Malang. Almarhum berangkat pada Sabtu pagi bersama adiknya. Mereka naik motor,” kata Arif, Minggu (2/10).

Itulah terakhir komunikasi Arif dengan anaknya. Selebihnya hanyalah kedukaan. Apalagi ketika Minggu sore sebuah ambulans memasuki halaman rumahnya. Arif tak bisa menyembunyikan kesedihannya. Sabtu pagi anaknya berangkat ke Malang dalam keadaan sehat, Minggu sore Irsyad pulang jadi mayat. Ambulans nopol N 9448 AB yang membawa jenazah Irsyad tiba di rumah duka sekitar pukul 15.30 WIB.

Selain Arif, ratusan warga setempat menyambut kedatangan jenazah Irsyad. Jenazah kemudian disalatkan di rumah duka. Keranda mayat kemudian diberangkatkan ke pemakamannya umum desa setempat. Arif dan sang istri ikut mengantar anaknya ke peristirahatan terakhir.

Arif Junaidi mengatakan, sebelum tragedi naas itu terjadi, korban sempat meneleponnya agar dikirimi uang untuk melihat sepakbola ke Malang. Ada perasaan yang tidak enak. Sehingga Arif sempat melarang anaknya untuk berangkat. “Tapi karena dia dimintai tolong membantu kakaknya, akhirnya berangkat,” lanjut Arif.

Menurut dia, korban masuk Tribun 12 Stadion Kanjuruhan Malang setelah Maghrib. Nah, di tribun inilah terjadi penembakan gas air mata. Tentu saja terjadi kepanikan. Penonton sangat padat. Pintu tertutup. Irsyad pun terinjak-injak. Dia kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Wafa Husada, Kepanjen, Malang. Di rumah sakit itulah Irsyad mengembuskan nafas terakhirnya.

“Anak saya ditemukan saat subuh di rumah sakit. Kondisinya kritis. Kemudian kejang, dan meninggal. Ada luka di kaki Irsyad. Kemudian ada memar serta gosong di bagian wajah. Karena kena gas air mata,” kata Arif sembari mengatakan bahwa Irsyad menonton di Stadion Kanjuruhan bersama dua saudaranya. Semuanya meninggal. (narsih)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *