foto : Presiden Joko Widodo di PTPN X Gempolkerep, kecamatan Gedeg, kabupaten Mojokerto, Jumat (4/11).
TROL, Mojokerto – Presiden Joko Widodo mengungkapkan membangun industri bioethanol dapat memperkuat ketahanan energi Nasional.
“Membangun industri bioethanol yang juga akan memperkuat ketahanan energi kita, kita juga tahu separuh dari energi yang kita gunakan itu BBM yang digunakan 50 persen impor semuanya,” ucap Jokowi saat meresmikan program Bioethanol Tebu Untuk Ketahanan Energi di PT Enero (Energi Agro Nusantara) PTPN X Gempolkerep, kecamatan Gedeg, kabupaten Mojokerto, Jumat (4/11).
Presiden Jokowi mengatakan untuk memproduksi E5 (Ethanol 5) blending BBM dengan ethanol lima persen yang kebutuhannya mencapai kurang lebih 350 ribu KL/per tahun. Namun produksi pabrik PT ENERO sekitar 30 ribu KL.
“Artinya untuk E5 saja kita butuh 10 pabrik seperti yang kita lihat ini kalau nanti masuk ke E20 kita butuh tinggal dikalikan saja, sangat banyak sekali yang kita butuhkan untuk urusan tebu ini,” ungkapnya.
Masih kata Jokowi, produktivitas tanaman tebu dapat ditingkatkan secara signifikan agar terlepas dari ketergantungan gula impor.
Apalagi saat ini Indonesia mengimpor gula konsumsi mencapai sekitar 1.088.000 ton per/tahun.
Sedangkan, gula impor untuk industri sekitar 3.569.000 ton per/tahun
Guna mewujudkan meningkatkan produktivitas tebu Nasional, Jokowi telah memerintahkan pimpinan Badan Usaha Milik Negera (BUMN) untuk menyediakan bibit-bibit tebu berkualitas.
“Dalam lima tahun kedepan kita bisa mandiri dan ketahanan pangan utamanya gula bisa kita lakukan sendiri tanpa harus impor tapi butuh waktu lima tahun kedepan target kita seperti itu,” kata Jokowi.
Disisi lain, pemerintah juga akan segera merejamakan mesin-mesin pengolahan di seluruh pabrik gula untuk memaksimalkan hasil tanaman tebu.
“Pabrik gula yang mesin-mesin lama kita akan segera semuanya mengubah dengan mesin modern sehingga rendemennya tinggi dan juga petani diuntungkan dengan rendemen naik,” pungkasnya.
Dalam kesempatan ini, Jokowi meresmikan dimulainya program bioethanol untuk ketahanan energi di PT Enero.
“Pada pagi hari ini saya nyatakan dimulai bioethanol tebu untuk ketahanan energi,” tandasnya.
Pemerintah RI, lanjut Jokowi, tengah bekerja keras menciptakan 700 ribu hektar lahan untuk penanaman tebu. Apabila hal ini tercapai, maka tidak menutup kemungkinan 5 tahun ke depan RI bisa swasembada gula.
“Setelah ditanam ini, setelah 26 hari lihat hasilnya sangat luar biasa. Biasanya di Brazil nongolnya 2, disini bisa 4 sampai 5. Kalau kita bisa betul-betul menyiapkan 700 ribu hektar, kita akan mandiri, kita akan swasembada gula dalam 5 tahun ke depan, dan akan saya siapkan untuk yang 700 ribu hektar, sekarang sudah dapat 180 ribu hektar,” jelasnya.
Sementara itu, Wakil Menteri BUMN, Pahala Nugraha Mansury menjelaskan terkait transformasi di pasar perkebunan yang dilakukan oleh PTPN III. “Kondisi keuangan dari PTPN III terus menunjukkan perkembangan yang baik. Ini terlihat dari total jumlah penjualan bulan sampai September 2022 sudah mencapai kurang lebih Rp39 triliun,” ujarnya.
Masih kata Pahala, ada pendapatan sebesar 4,5 triliun atau ada peningkatan sebesar 54 persen. Capaian tersebut tidak membuat cepat puas, namun PTPN III terus melakukan transformasi, termasuk yang terjadi pada tanggal 7 Oktober 2022 lalu. Yakni adanya pengabungan 36 pabrik gula yang sebelumnya berada ada di tujuh PTPN serta dua cucu anak perusahaan.
“Saat ini, sudah kami gabungan dan konsolidasikan dalam satu perusahaan yaitu PT Singergi Gula Nusantara atau yang selama ini dikenal sebagai Sugar gold sebagai upaya kami, bagaimana di PTPN III bisa berupaya untuk melakukan peningkatan produktivitas gula nasional sesuai arahan Bapak Presiden, kita segera mencapai swasembada gula nasional dalam lima tahun kedepan,” tegasnya.
Selain peningkatan kinerja keuangan, lanjut Pahala, juga ada peningkatan produktivitas produksi gula di PTPN III. Di tahun 2022 ini, produksi gula di PTPN III mencapai 872.000 ton atau meningkat dibanding yang dicapai di tahun 2021 lalu yakni sebesar 768.000 ton. Dengan adanya PT SGN, diharapkan bisa ditingkatan dengan harapan tidak hanya memenuhi kebutuhan gula nasional tapi juga peningkatan kesejahteraan petani.( s supriyanto)