Oleh : Winarto (Pimpinan Redaksi)
Tingginya harga beras masih menjadi penyumbang utama inflasi hingga bulan lalu. Namun, harga gabah kering panen di tingkat petani justru makin anjlok.Diantaranya akibat curah hujan yang tinggi membuat harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani turun.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, tingkat inflasi bulanan dan tahunan pada Pebruari 2023 masing-masing 0,16 persen dan 5,47 persen. Andil beras terhadap inflasi mencapai 0,08 persen secara bulanan dan 0,32 persen secara tahunan.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini, dalam konferensi pers, Rabu (1/3/2023), menjelaskan, curah hujan yang tinggi sepanjang Pebruari 2023 membuat kualitas gabah menurun. Hal ini menyebabkan penggilingan harus mengeluarkan ongkos produksi lebih tinggi dibandingkan produksi sebelumnya. ”Ada kenaikan ongkos produksi yang dibebankan pada harga jual di tingkat penggilingan,” ujarnya, mengutip kompas. com (2/3)
Harga Terjun
Berdasarkan data BPS, selama Pebruari 2023, harga rata-rata GKP di tingkat petani 5.711 per kilogram, turun 2,16 persen secara bulanan. Sementara harga rata-rata gabah kering giling (GKG) turun 0,99 persen menjadi 6.438 per kg. Adapun harga beras kualitas medium di penggilingan 11.301,00 per kg atau naik 4,62 persen secara bulanan dan 20,75 persen secara tahunan.
Berdasarkan Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok Kementerian Perdagangan, per 1 Maret 2023, harga rata-rata nasional beras medium mencapai 11.900 per kg. Harga tersebut naik 3,48 persen secara bulanan dan 14,42 persen secara tahunan.
Pengaruh Cuaca
Tak hanya merugikan petani, curah hujan tinggi juga menjadi penghambat realisasi produksi beras pada Januari-April 2023.
Data BPS menunjukkan, potensi luas panen pada Januari-April 2023 mencapai 4,51 juta hektar atau meningkat 2,13 persen dari periode sama tahun tahun lalu.Yang berarti produksi beras pada Januari-April 2023 diperkirakan naik 0,56 persen menjadi 13,79 juta ton.
Masa panen raya padi, pada Maret-April 2023, diperkirakan hanya sekitar 8,78 ton lebih rendah dibanding realisasi tahun 2021 dan 2022 mencapai 10,05 juta ton dan 9,94 juta ton.
Mantan Wakil Kepala Bulog sekaligus Sekretaris Menteri Negara Pangan 1993-1999, Sapuan Gafar, memperkirakan, waktu panen pada 2023 tidak bersamaan. Jawa Timur bagian utara dan Jateng akan panen lebih dahulu, lalu disusul Jabar. Jatim bagian selatan baru diperkirakan panen pada April 2023.
Berdasarkan pantauan Kompas di wilayah utara Jabar, sejumlah areal persawahan tergenang banjir, antara lain di Pasirtanjung, Cikarang, Kabupaten Bekasi, serta di sejumlah desa di Kecamatan Banyusari, Kabupaten Karawang.
Dinas Pertanian dan Perkebunan Jateng mendata, luas sawah tergenang banjir pada Januari 2023 mencapai 4.067 hektar. Data Kementerian Pertanian menunjukkan lahan sawah di Indonesia yang terkena banjir sepanjang Januari-Februari 2023 mencapai 63.275 hektar.
bagiberita.id melaporkan,Data Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Jatim, dari periode Januari hingga 20 Pebruari 2023, terdapat 2.101 hektare sawah yang ditanam padi di Jatim terdampak banjir. Sebanyak 186 hektare sawah diantaranya dipastikan gagal panen.