Oleh: Fauzi As
Lembar Ke V.
TROL – Lapor Pak……
Tontonan acara tv, cerita dagelan yang dikomandani Andre Taulany dengan sketsa visual berbungkus komedi.
Memang bincang-bincang berlatar belakang kantor polisi sedang viral dan nge-hits, aktor-aktornya memparodikan kasus-kasus kriminal dan isu-isu terkini, lewat lawakan yang mengundang gelak tawa.
“Sumenep mendadak surplus LP”
Senin, 12 Desember 2022, saya baru selesai sholat maghrib ditelepon oleh seorang pejabat yang statusnya jadi terlapor pencemaran nama baik, beliau mengajak saya ngopi disalah satu cafe, “Mas ngopi yuk, saya ada tamu nih, senior saya dari surabaya” ungkapnya, setelah mau berangkat tiba-tiba teman saya NR datang, saya baru sadar bahwa status dia juga sudah menjadi terlapor di Polres Sumenep dengan kasus dugaan penghasutan.
Saya pikir ini sesuatu yang baru, sebab orasi aktivis saat demonstrasi dijadikan dasar Laporan Polisi, hal ini juga menarik untuk kita uji, tetapi NR tetap saya berikan pujian “Hebat sampean mas, kena dugaan pasal penghasutan” artinya sampean dipandang punya kemampuan layaknya influencer yang dapat mempengaruhi untuk menggerakkan orang lain. Saya anggap sampean naik level ala-ala Rocky Gerung.. hahaha, “ucap saya”.
Akhirnya NR saya ajak gabung juga, dengan berjalan kaki sekitar dua ratus meter dari tempat semula. Beberapa menit kemudian kami sudah sampai di tempat tujuan, belum sempat pesan kopi ada teman saya video call, inisial VF ” Mas sampean dimana, saya di tempat sampean” ungkapnya, saya kaget juga apakah ini sebuah kebetulan atau memang takdir tuhan, sebab VF ini adalah orang yang juga berstatus sebagai terlapor di bulan yang sama.
Singkat cerita VF ini juga ikut bergabung ngopi di tempat itu.
“Begitulah cerita pendek empat orang yang berstatus sama-sama terlapor.”
Mungkin ini musim panen laporan tiba-tiba di Sumenep sepertinya penuh parodi, lawakan hiperbolik yang memicu banyak reaksi, ada pula yang berpendapat terjadi saling serang dan kubu-kubuan.
Seolah acara Andre Taulany itu sudah berpindah chanel di kota ini,
Lapor Pak….
Laporan demi laporan terus terjadi, meski tidak semua terpublikasi.
Sedikit uraian :
1. Fenomena ini bermula dari Yayasan yang melaporkan Pejabat Sumenep Ke Panglima TNI dan Presiden RI.
2. Disambut lagi dengan laporan organisasi FIM, yang katanya kumpulan orang intelek, melaporkan pejabat yang sama, atas tuduhan pencemaran nama baik.
“Walaupun dasar pelaporannya terlihat lucu dan ngawur.”
Kejadian ini cukup menghibur dan mengocok perut saya, dan teman-teman mami muda, sebab dalam dunia intelijen “informasi itu dihargai atas ketepatan waktu dan relevansinya” bukan detail dan keakuratannya, “Apa lagi laporan informasi itu akurat sekali” hahaha.
3.Pengambilalihan opini laporan saudara Sunanto oleh gerbong yang sama, blog berkedok media bernama suara anak kolong yang kental dengan opini fitnah dishare dengan cepat dan massif oleh organisasi FIM ini.
4.Laporan ke Polres Sumenep dengan dugaan penghasutan, yang informasinya juga dilakukan oleh mereka, entahlah seperti penjelasan saya di atas, jika kritikan aktivis saat demonstrasi menjadi dasar dan bahan laporan polisi, saya membayangkan kalau ada demo tanpa orasi, mungkin maksudnya akan diubah pada ritual-ritual dan pentas seni.
Berbagai asumsi dan spekulasi muncul, kuat dugaan kejadian ini dikonsep dan dikoordinir oleh aktor intelektual di balik layar yang aromanya sudah mulai tercium, tentu tetap mengarah dari gerbong yang sama.
Namun mudah-mudahan dugaan dan analisa saya ini keliru, sebab aktivis yang dilaporkan itu memang pernah diancam disalah satu group oleh sahabat lama.
Mereka seolah sedang berupaya membakar seikat sapu lidi dalam tungku yang sudah mereka siapkan sendiri.
Apakah sapu lidi akan terbakar dan menjadi abu, ataukah api yang mereka nyalakan bisa menjilat muka sendiri. mari kita tunggu.
Saya jadi teringat dulu pernah membaca buku tentang awal kebangkitan industri buzzer di China, gerombolan tukang fitnah yang terorganisir yang kemudian dipakai untuk menjatuhkan lawan-lawan politik sesuai pesanan penguasa.
Mereka secara sistematis mengolah dan merangkai isu supaya bisa mengendalikan persepsi dan opini publik terhadap tokoh pesanan yang sudah menjadi target para buzzer.
Seperti cerita gerombolan orang halu. Gerombolan ini nampak aneh, di luar kebiasaan sifat-sifat manusia pada umumnya, maka menghadapi gerombolan manusia model ini kita harus menggunakan strategi berbeda dan aneh pula.
Sebab halusinasi juga bisa disertai oleh delusi, yaitu keyakinan terhadap sesuatu yang tidak ada atau tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya.
Misal ada orang yang merasa sudah rapat dengan Kyai-kyai besar, padahal tidak ada.
Atau melaporkan tokoh muda yang katanya diusir oleh pejabat, padahal juga tidak ada, begitulah takdir orang halu semua seolah menjadi nyata dalam kacamata sendiri.
Contoh lain yang biasa terjadi seperti, seseorang merasa memiliki kekuasaan dan sangat dekat dengan orang-orang terkenal, padahal pada kenyataannya tidak.
Halusinasi yang disertai delusi biasanya dialami oleh penderita psikosis dan skizofrenia.
Tulisan ini sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.
Halaman V