TROL, Sumenep – DPRD Sumenep meminta Dinas Kebudayaan Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) agar membuat gerai produk pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di semua tempat wisata.
Permintaan membuat gerai produk UMKM di tempat wisata melalui APBD 2024 mendatang ini disampaikan oleh anggota Komisi IV DPRD Sumenep H. Masdawi.
Ia menilai pembangunan gerai produk UMKM di sejumlah tempat wisata lebih memiliki output atau hasil yang jelas, jika dibandingkan dengan kegiatan pelatihan seperti program Santri Entrepreneur.
Sebab bila hanya mengandalkan kegiatan pelatihan saja, Masdawi yakin programnya tidak akan memberikan hasil yang jelas.
“Nah, kalau ada gerai UMKM, nanti para santri yang telah mengikuti program Santri Entrepreneur akan lebih semangat untuk mengasah kemampuan yang dimiliki, sekaligus bisa memperkenalkan produknya kepada masyarakat luas,” ungkapnya, Kamis, 3 Agustus 2023 kemarin.
Karena itulah, Masdawi menginginkan di tahun 2024 tempat-tempat wisata seperti Lombang dan Slopeng dibuat gerai di mana souvenir khas Sumenep dijual.
Adapun gerai-gerai itu harus diisi oleh produk home industri dan UMKM yang dihasilkan oleh para santri, termasuk produk UMKM dari masyarakat Sumenep lainnya.
“Ini penting, apalagi sejauh ini di tempat wisata yang menjadi ikon Sumenep saya belum menemukan tempat penjualan merchandise khas yang ditawarkan kepada para wisatawan,” tuturnya.
Padahal, Masdawi meyakini hal itu bisa menjadi peluang besar dalam mendongkrak sektor pariwisata, UMKM dan ekonomi masyarakat secara bersamaan.
Tentu saja dalam praktiknya harus tetap harus memberdayakan masyarakat lokal, dari berbagai kalangan, khususnya calon pengusaha muda, termasuk santri.
“Kita belum ada etalasenya kan, selama ini hanya pelatihan-pelatihan saja. Tapi praktiknya tidak diterapkan. Kalau begini, kapan akan berkembang,” ujarnya.
Guna merealisasikan gerai-gerai produk UMKM dari pesantren, Komisi IV DPRD Sumenep berencana untuk memangkas anggaran Santri Entrepreneur 2024 yang diusulkan sebesar Rp 1,2 juta.
Masdawi mengharapkan upaya itu bisa menjadikan output program Santri Entrepreneur lebih daripada tahun ini.
“Kita pangkas saja anggarannya dan dialokasikan untuk membuat tempat menjual souvenir yang merupakan karya santri,” tegas Masdawi. (*/R. Hartono)