foto : Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari saat sidak tiang ornamen yang ambruk//dok.jatimnow.com)
TROL, Mojokerto – Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari bersama Dinas PUPR memeriksa tiang ornamen bangunan kesekretariatan di Pemkot Mojokerto yang ambruk pada Kamis (18/8) kemarin.
Perempuan yang akrab disapa Ning Ita ini sidak untuk mengetahui penyebab ambruknya tiang ornamen itu dengan meminta keterangan dan evaluasi dari pihak yang mengerjakan.
“Ini kejadiannya kemarin (Kamis, 18 Agustus 2022). Tadi saya sudah minta keterangan, dikarenakan ada libur satu hari di saat peringatan HUT RI 17 Agustus itu, memang di sini digunakan untuk kegiatan full. Sehingga seluruh pekerjaan diberhentikan dalam waktu satu hari,” kata Ning Ita, Jumat (19/8).
Menurut Wali Kota Mojokerto perempuan pertama ini menjelaskan, pihak proyek ada keteledoran yakni mempercepat proses pembangunan tiang sampai tiga meter yang sempat terhenti satu hari.
“Karena mengganti waktu libur itulah, dikebut pengerjaannya. Ini rupanya tidak sesuai dengan mekanisme yang bawah belum kering kemudian lagi di bangun atasnya. Kan juga imbasnya jadi demikian,” terangnya.
Ning Ita menjelaskan, konsultan pengawas juga tidak mengingatkan terhadap para pekerjanya di lapangan agar tidak terburu-buru melakukan pengerjaan dan akhirnya menyebabkan tidak mencapai hasil yang maksimal.
Pihaknya, lanjut Ning Ita, akan melakukan evaluasi lanjutan dan memberikan peringatan terhadap kontraktor agar lebih berhati-hati dan tak terkesan asal-asalan dalam pengerjaan di ruang pelayanan publik ini.
Ning Ita berjanji, peristiwa ini menjadi bahan evaluasi bagi semua pihak, untuk tetap saling bersinergi dan mengawasi setiap pekerjaan pembangunan proyek di Kota Mojokerto.
“Ayo diawasi bareng-bareng, kalau ada hal-hal yang menurut teman-teman media, menurut masyarakat, ini begini, harusnya begini. Silahkan disampaikan, kami pasti akan klarifikasi karena informasi itu kadang bisa benar, bisa salah, kalaupun benar kami matur nuwun (terima kasih) sebagai bahan evaluasi kami,” paparnya.
Sementara itu, Penataan Prasarana Lingkungan DPUPR Kota Mojokerto, Yustian Suhandinata mengatakan, seharusnya pengerjaan satu tiang ornamen dengan ketinggian delapan meter dilakukan dalam dua sampai tiga hari.
Namun, oleh pihak pekerja dikebut menjadi satu hari. Hingga akhirnya kondisi tiang dasar belum kering, tapi tetap dilanjutkan pengerjaan bagian di atasnya hingga setinggi 3 meter.
“Kalau untuk campuran (semen dan pasir) sudah standar. Hanya tahap proses pengerjaannya yang dipercepat karena ada libur waktu itu. Harusnya baru ketinggian 1,2 meter saja, tunggu kering, baru dilanjutkan. Ini tidak, belum kering sudah di bangun lanjutannya. Kita akan panggil evaluasi dan ingatkan pengerjaannya,” pungkasnya.
Beruntung tidak ada korban jiwa dan material dalam insiden itu. Hanya saja mobil salah satu anggota DPRD Kota Mojokerto yang terparkir di dekat lokasi hampir tertimpa.
“Tidak tahu tiba-tiba ambruk. Baru dikerjakan sekitar empat meter,” ujar salah satu pekerja di lokasi.
Pembangunan rehab facade gedung Sekretariat Pemkot Mojokerto dengan anggaran 1,5 miliar tersebut mulai dikerjakan pada 3 Juni 2022. Proyek tersebut dikerjakan oleh CV Ade Saputra dan CV Mulyo Makmur Consultant sebagai konsultan.
Ambruknya bangunan pilar tersebut membuat ketua komisi II DPRD Kota Agus Wahjudi Utomo, bereaksi. Ia meninjau langsung bangunan yang hanya berjarak sekitar 20 meter dari gedung DPRD Kota Mojokerto.
Agus menduga kualitas bangunan tidak sesuai spesifikasi. Campuran antara semen dan pasir tak sesuai sehingga menyebabkan kurang kuat untuk menyangga.
foto :Ketua Komisi II DPRD Kota Mojokerto//dok.Ngopibareng.id)
“Ini kualitasnya buruk. Bahasa kasarnya di masyarakat satu sak semen dicampur pasir satu pick-up,” katanya.
Dia meminta kontraktor pelaksanaan meningkatkan kualitas bahan bangunan. Menurut dia, bangunan yang tidak sesuai spesifikasi membahayakan masyarakat, apalagi lokasinya adalah kantor pemerintahan. Mayoritas para pejabat dan pegawai negeri sipil lalu lalang di sekitar lokasi.
“Tolong untuk kontraktor kualitas mix-nya ditingkatkan. Ini bahaya kalau menimpa orang atau pekerja,” tandasnya.(s priyanto)
* sumber : jatimnow.com dan Ngopibareng. id