Oleh: Fauzi As
Sebelumnya saya ucapkan selamat menjalankan ibadah puasa kawan, mari kita jadikan Ramadan tahun ini sebagai momentum evaluasi dan perbaikan, saya mengingatkan diri sendiri agar tidak tenggelam dalam nikmatnya atraksi dan pameran kesolehan, tidak juga meratapi sedu sedan berkepanjangan, seperti yang dialami oleh korban BNI Syariah/BSI.
Yang terima amplop bahagialah sekedarnya, yang belum menerima jangan berputus asa untuk tetap menjalankan shalat taraweh pada masjid-masjid suci.
Kamis malam tanggal 23 2023 Jam 22.15. Kebakaran yang terjadi di salah satu tempat usaha saya, musibah itu menjadi pembahasan oleh para aktivis dan pegiat media, namun kejadian itu lumrah dan biasa saja, sebab api bisa membakar apa saja dan muncul dari mana saja, gesekan batu keraspun memercik api, konsleting listrikpun bisa terjadi.
Saya sangat bersyukur kepada Allah penguasa alam semesta pencipta air dan api, kebakaran itu tidak ada korban jiwa. Terimakasih juga saya sampaikan kepada Tim damkar, seluruh masyarakat yang terlibat, khususnya Mas Subiakto dan jajaran TNI Polri, sehingga api segera padam, api hanya membakar barang-barang elektronik di sekelilingnya.
Namun api tidak hanya memunculkan asap, karena tempat itu sekaligus menjadi basecamp wartawan, sehingga kejadian kebakaran itu menjadi perhatian. Analisa dan asumsipun bermunculan, ada yang mengatakan ini bagian dari sabotase karena kita sedang konsen mengawal beberapa isu besar yang terjadi di kabupaten Sumenep, namun ada juga yang mengatakan itu terjadi akibat listrik arus pendek.
Tentu semua pihak boleh menebak-nebak namun harus disertai dengan data dan analisa yang objektif, meski saya pribadi lebih curiga bahwa kebakaran bisa saja terjadi akibat anak saya yang berusia empat tahun, ya namanya saja anak kecil yang pikirannya belum utuh, mungkin saja niatnya membakar petasan dengan tujuan mengagetkan ayahnya, memang kita tidak perlu terlalu serius menanggapi sikap anak yang belum dewasa, tapi sekali lagi ini hanya kecurigaan sebab penyebab yang sebenarnya dari musibah ini sedang di analisa oleh Kepolisian Daerah Jawatimur.
Copet Syariah Vs Copet Digital
Cerita ini merujuk pada beberapa artikel tentang perkembangan dalam dunia bisnis dan teknologi dari 4.0 menuju 5.0. Pencopet konvensional yang biasa beroperasi di pasar-pasar tradisional akhir-akhir ini sudah mengalami perkembangan.
Jaman dulu copet tradisional juga bekerja dengan tim, ada yang bertugas sebagai pengalih fokus ada juga yang bekerja dari balik badan calon korbannya, seiring perkembangan jaman copet upgrading ilmu, kompetensi copet makin sempurna, ada yang menyamar sebagai tokoh politisi bahkan kyai.
Copet yang lagi ngehits dan viral di beberapa media sosial yaitu copet syariah, tentu copet ini lebih terhormat dari pada geng copet lain, gerombolan ini beroprasi pada tempat tempat yang yang identik dengan label agama, untuk lebih memuluskan misi pencopetan guru besar sangcopet merekrut keanggotaan dari kalangan berpengaruh dan terhormat, agar posisi dia sebagai raja copet tetap bisa aman.
Saya ingin membuka lagi sedikit data yang masih selamat dalam musibah kebakaran, ini ibarat signal atau pesan yang akan saya sampaikan dengan nada sumbang, hanya bagi yang mengerti kode not dalam panggung percopetan.
Isu tentang BNI syariah, atau BSI beberapa hari terakhir memeng sangat memanas, respon masyarakat yang menjadi nasabah di BSI sudah mulai bermunculan, ada juga yang mengkhawatirkan mengenai keamanan menggunakan fasilitas pada Bank plat merah ini.
Tapi kasus itu sepertinya bukan satu-satunya kasus perbankan di kabupaten Sumenep, sebab ada juga Bank-Bank lain yang datanya tiba-tiba masuk di Hardisk saya, salah satunya perbankan yang sedang diselidiki oleh APH adalah Bank Jatim, surat dengan Nomor : K/207/XII/RES.3.2/2022.
Yang merujuk pada Surat Perintah Tugas Nomor : SP-Gas/992/XI/2022. tertanggal 28 November 2022.
Bank Jatim di duga kebobolan dengan angka yang cukup fantastis, Polres Sumenep sedang menangani perkara dugaan penyimpangan dalam pengolaan keuangan Bank Jatim cabang Sumenep melalui mesin EDC.
Kamipun berharap agar kasus itu segera di buka kepublik agar masyarakat menjadi tahu, sebab Bank Jatim adalah salah-satu Bank yang mengelola uang nasabah.