foto : Sekretaris desa Cermo, Madiun/dok transindonesia/prandu
TROL Madiun – Desa Cermo merupakan salah satu desa yang berada di wilayah kecamatan Kare kabupaten Madiun.Desa ini pernah sebagai pemenang pada lomba desa tingkat kabupaten.
Pernah dikenal memiliki wisata hutan pinus di dusun Poleng yang dipelopori oleh para muda namun tempat wisata tersebut tidak aktif lagi .
Sekretaris desa Cermo Santo mengatakan wisata pinus dusun Poleng merupakan inisiatif pemuda-pemuda setempat.
“Wisata Pinus Poleng pernah buka atas inisiatif pemuda-pemuda desa khususnya warga dusun Poleng mulai dari penataan tempat dan lahan yang bahkan dari desa juga sempat mengadakan acara trail dan event”
Santo menyebutkan kendala berhentinya kegiatan wisata dikarenakan lahan yang digunakan adalah milik Perhutani.
“Setelah melihat kegiatan wisata pinus Poleng pihak Perhutani minta agar ada koordinasi dan kerjasama, yang hingga kini belum dilakukan. Santo mensinyalir kordinasi itu terkait pembagian keuntungan yang diperkirakan dengan skema 40:60 persen.
Sementara itu kordinasi kepala bidang Pariwisata pada Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga , Santo mengatakan bahwa kami harus tergabung dulu dalam organisasi Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) fungsinya untuk sharing tentang potensi wisata Cermo.
” pihak Disparpora menyarankan kepada kami (desa) untuk mengembangkan potensi wisata desa dengan lahan desa sendiri, maka desa berfokus pada potensi wisata Sabin Rumpuk, karena wisata tersebut memakai lahan sawah desa sendiri”.
Sedang untuk Hutan Pinus Poleng menjadi alternatif kedua apabila Sabin Rumpuk sudah berkembang dan berjalan.
Santo berharap desa Cermo memiliki destinasi wisata tersendiri karena selain untuk menarik wisawatan juga akan membangkitkan ekonomi masyarakat desa melalui UMKM berupa kripik belut asli sawah, madu hutan khas Poleng dan Durian.
Terpisah, Hamzah selalu Kabid Pariwisata Disparpora mengungkapkan kalau wisata di Cermo sudah pernah dibantu pemerintah. Hamzah mengungkapkan bahwa sebenarnya letak keberhasilan suatu kegiatan wisata adalah berangkat dari tata kelolanya dulu baru kemudian pembangunan, sebab kebanyakan pembangunan tanpa persiapan tata kelola yang kuat maka akan sulit untuk berkembang dan kebanyakan drop.
Disinilah peran Pokdarwis sebagai konseptor / konsultan atau ruh terhadap pengembangan daya tarik yang kemudian pengelolaan oleh masayarakat setempat.
Terkait kerjasama dengan Perhutani itu sudah pasti karena sebagian besar kawasan Selingkar Wilis terutama hutan dan air terjun adalah milik Perhutani, adanya kerjasama tersebut pihak Disparpora mendukung sebab sudah banyak desa wisata yang menggandeng Perhutani dalam perwujudan Potensi Destinasi Wisata. (prandu)