TROL, Sumenep – Puluhan kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Universitas Bahaudin Mudhary Madura (Uniba) yang tergabung dalam Aliansi Kader HMI Uniba (AKHU) menggelar aksi demonstrasi di sekretariat HMI Cabang Sumenep,Sabtu (31/8) kemarin
Aksi ini dilakukan sebagai bentuk protes terhadap pelaksanaan Rapat Anggota Komisariat (RAK) yang dianggap tidak sah atau bodong.
Aksi demonstrasi tersebut dimulai dari Taman Bunga Sumenep, dengan massa bergerak menuju Sekretariat Cabang HMI Sumenep.
Mereka menuntut kejelasan terkait RAK yang diduga dilaksanakan secara tertutup dan inkonstitusional serta melibatkan PAO HMI Cabang Sumenep.
Koordinator aksi, Dedy Wahyudi, menyampaikan bahwa pelaksanaan RAK tersebut melibatkan kepentingan politik dari pihak cabang.
“RAK itu mustahil terlaksana kalau PAO tidak hadir. Mereka hadir dan sekarang pura-pura hilang ingatan,” ungkap Dedy Wahyudi.
Dedy menyampaikan bahwa RAK dilaksanakan di balai desa Sera Barat, kecamatan Bluto, kabupaten Sumenep pada hari Rabu, 28 Agustus 2024,sebelumnya
“RAK bodong itu dilaksanakan hari Rabu kemarin di Sera Barat. Jauh dari kota dan tanpa pemberitahuan apapun”
Dalam aksi tersebut, AKHU mendesak HMI Cabang Sumenep untuk segera menggelar RAK ulang di Komisariat HMI Uniba.
“Kami menuntut kepada HMI cabang Sumenep agar sesegera mungkin menggelar RAK ulang,” tegas Dedy.
Ia juga menekankan pentingnya proses RAK yang transparan dan melibatkan semua kader agar tidak tercoreng oleh kepentingan politik tertentu.
“Ini kita masih RAK pertama. Jangan kemudian diciderai dengan politik cabang. Kasian adik-adik ini yang seharusnya belajar, malah tidak diikutkan dalam proses penting ini,” lanjutnya.
Menanggapi tuntutan dari AKHU, Ketua Umum HMI Cabang Sumenep, M. Shohir, menyatakan bahwa pihaknya belum menerima laporan terkait pelaksanaan RAK dari PAO.
“Saya tidak mendapatkan laporan dari PAO. Kita tunggu dulu, jika belum ada bukti, saya sebagai Ketua Umum akan menyuruh RAK ulang,” ungkap Shohir.
Namun, pernyataan tersebut menuai reaksi keras dari massa aksi. Dedy Wahyudi menilai pernyataan Ketua Umum hanya sebagai upaya untuk menghindari tuntutan mereka.
“Ini hanya alasan saja. Tidak mungkin sebagai ketua umum tidak tahu,” pungkas Dedy.
(hartono)