TROL, Sumenep – Pemerintah Kabupaten Sumenep bersama Pelestari Budaya Leluhur Desa Aeng Tong-tong Kecamatan Saronggi menggelar Jamasan Pusaka Keraton Sumenep dan pusaka leluhur, Senin (15/7).
Kegiatan yang berlangsung di Asta Buju’ Agung Desa Aeng Tong-tong itu melibatkan para pelajar untuk ikut menyaksikan proses jamasan pusaka keraton.
Jamasan pusaka merupakan ritual pembersihan dan penyucian pusaka yang dilakukan secara turun temurun. Tradisi ini dimaksudkan untuk menjaga kelestarian nilai-nilai budaya leluhur.
Jamasan pusaka keraton Sumenep dan pusaka leluhur di Desa Aeng Tong-tong ini diawali dengan pengumpulan air dari tujuh sumur kuno pada tanggal 1 Muharram.
Air sumur kuno itu ada di berbagai tempat. Misalnya di Lembung, Langsar, Talang, dan juga air dari Taman Sare Keraton Sumenep. Air tersebut kemudian dicampur dengan kembang tujuh rupa.
Kegiatan jamasan pusaka keraton dan leluhur ini melibatkan lintas generasi. Tidak hanya menghadirkan para empu, tokoh agama dan tokoh masyarakat, melainkan juga siswa Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Bupati Achmad Fauzi Wongsojudo mengungkapkan, dilibatkannya pelajar dalam kegiatan jamasan ini bertujuan mengenalkan warisan budaya leluhur.
“Siswa mengikuti Haul dan Jamasan sebagai salah satu cara memperkenalkan warisan budaya para leluhur supaya mereka mencintai, merawat serta melestarikan keris,” kata Bupati Fauzi.
Bupati mengatakan, pelajar atau generasi muda yang mencintai keris akan berdampak positif kepada regenerasi pengrajin keris, agar keberadaan empu (pengrajin keris) tetap bertahan hingga kapanpun.
Saat ini, pengrajin keris tantangannya adalah regenerasi dalam rangka mempertahankan produksi keris di Kabupaten Sumenep, sehingga regenerasi jangan sampai putus, tetapi harus terus berlanjut di masa mendatang.
“Karena itulah empu, sesepuh dan pelaku keris utamanya di Desa Aeng Tong-tong senantiasa menularkan ilmu dan keahliannya kepada generasi muda di desanya, demi melestarikan tradisi luhur kepada generasi muda sebagai penerus,” jelasnya.
Bupati menyatakan, pemerintah daerah untuk melestarikan pusaka keris dengan menetapkan Kabupaten Sumenep sebagai Kota Keris pada 2014, serta menobatkan Desa Aeng Tong-tong sebagai desa keris Maret 2018.
“Desa Aeng Tong-tong sebagai desa wisata keris menunjukkan bahwa desa ini memiliki keistimewaan yang tiada duanya, dan perlu dijaga eksistensinya secara bersama-sama,” tandasnya.
Di tempat yang sama Empu Keris Paguyuban Pelar Agung, Ika Arista menambahkan, kegiatan melibatkan siswa agar bisa melihat langsung proses penjamasan keris dalam menjaga dan merawat pusaka yang telah dilakukan oleh leluhurnya.
“Semoga, kegiatan ini memberikan pengetahuan kepada siswa tentang merawat pusaka keris sebagai salah satu budaya warisan leluhur,” tutupnya.
(hartono)