foto: ist/antara
TROL, Jakarta – Plt Menteri Pertanian Arief Prasetyo Adi mengatakan pupuk Indonesia kelebihan pasokan hingga surplus sebanyak 600 ribu ton. Hal tersebut ia ungkapkan setelah mengunjungi pabrik milik PT Pupuk Kujang di Karawang, Jawa Barat pada Kamis, (12/10)
“Akan kami lakukan rakortas pokja (rapat koordinasi terbatas kelompok kerja) pupuk, sehingga kelebihan stok pupuk ini bisa kami pakai untuk membantu negara-negara lain,” ujar Arief.
Ia menargetkan ekspor pupuk ini dilakukan paling lambat akhir tahun ini. Dia mengatakan di PT Pupuk Kujang sendiri terdapat kelebihan stok sekitar 30 ribu ton. Nanti, kata dia, Kementerian Pertanian (Kementan) akan menghitung kebutuhan di dalam negeri bersama Kementerian BUMN.
Selanjutnya, akan diputuskan dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian untuk ekspor pupuk ke wilayah Asia Tenggara, seperti Kamboja. Arief mengaku sudah berkomunikasi dengan Perdana Menteri Kamboja ihwal rencana ekspor pupuk Indonesia ini.
Menurut Arief, langkah ini juga dapat membantu negara lain untuk bersama-sama meningkatkan sektor pertanian. Ia berencana melakukan ekspor dengan mekanisme business to business (B2B). Namun, dia menegaskan rencana ini akan direalisasikan apabila kebutuhan pupuk dalam negeri sudah terpenuhi.
Terlebih Indonesia akan memasuki musim tanam pertama pada November mendatang. Adapun berdasarkan catatan Pupuk Indonesia, stok pupuk bersubsidi yang saat ini tersedia sebanyak 851.297 ton.
Per 10 Oktober 2023, stok yang ada mencapai 246 persen atau dua kali lipat lebih banyak dari ketentuan minimum yang ditetapkan pemerintah, yaitu 345.998 ton. Tercatat pupuk urea tersedia sebanyak 507.399 ton, NPK 338.943 ton, dan NPK kakao 4.995 ton. (tempo.co)