Opini  

Puasa Adalah Pencerminan Rasa Syukur Atas NikmatNya

Foto : Ilustrasi Ramadhan

TROL, Tulungagung- Memasuki Ramadhan banyak hikmah yang dapat dipahami oleh umat muslim dalam menjalankan ibadah puasa pada bulan suci ini. Salah satunya hikmah yang dapat diambil adalah agar menjadi pribadi Muslim yang selalu bersyukur.

Disini kenurut penulis, dengan berpuasa memberikan rasa syukur atas nikmatNya, yang artinya bahwa “Jika seseorang yang sedang menjalankan ibadah puasa bisa memahami dan mengambil hikmah dari ibadah puasa, maka dia akan menjadi pribadi muslim yang selalu bersyukur”.

Dalam menunaikan ibadah puasa, seseorang yang sedang berpuasa bisa merasakan langsung bagaimana penderitaan orang lain (duafa /kurang mampu) yang serba berkekurangan sehingga bisa menumbuhkan rasa empati dan simpati lalu muncul dalam dirinya untuk bersyukur, sehingga bisa menumbuhkan rasa ingin berbagi karena selama satu bulan penuh ikut merasakan kekurangan yang dialami oleh hambaNya, disinilah akhirnya muncul rasa iba yang bisa mengantar kita untuk berbagi terhadap sesama.

Selain itu pada saat seseorang berbuka puasa ada rasa bahagia yang muncul karena sehari penuh telah menahan lapar, haus, dan menahan dari hal-hal yang dapat membatalkan puasa. Hal itu, merupakan bentuk nikmat dari Allah SWT yang perlu disyukuri oleh setiap orang yang menunaikan ibadah puasa, dengan merasakan seperti itu tidak akan menghambur hamburkan harta dengan sesuatu yang yang tidak perlu, mengingat hidup hanya dengan sesuap nasi dan seteguk minuman, dengan membuat diri kita lebih memahami tentang hidup, dimana hidup bukan hanya saat ini saja, masih ada hari esok yang menanti.

Menurut saya menjadi pribadi muslim yang selalu bersyukur yaitu dengan cara selalu meningkatkan amal ibadah, baik ibadah hati, lisan maupun badan dan menjalankan ibadah puasa dengan penuh keimanan dan ketakwaan serta mengharapkan ampunan atas dosa-dosa yang telah dilakukan.

Seperti pernah dicontohkan Nabi Muhammad SAW ketika Nabi melaksanakan shalat malam sampai kedua kakinya bengkak. Aisyah sang pendamping setia bertanya, “Mengapa Tuan melakukan semua ini wahai Rasulullah, padahal Allah telah mengampuni dosa sebelum dan sesudahnya” Beliaupun menjawab, “Apakah tidak boleh aku menjadi hamba yang bersyukur”. (HR. Bukhari: 4557 dan Muslim: 2820).

Dari artikel ini bisa kita ambil hikmah bahwa dengan puasa Ramadhan lebih mengajarkan kita tentang hidup, lebih mengajarkan kita tentang bagaimana kita mensyukuri atas nikmatNya dan bulan Ramadan ini, bisa kita dijadikan sarana untuk lebih meningkatkan rasa syukur kepada Allah dengan cara terus meningkatkan kualitas puasa dan dalam meningkatakan kualitas keimanan dan ketaqwaan kepada Allah.

 

Penulis : Lukmandaka, Kabiro Forum Indonesia Tulungagung

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *