TROL, – Belakangan ini masyarakat kabupaten Gianyar – Bali mengalami kelangkaan gas Elpiji 3kg ,atau yang biasa disebut Melon yang jelas – jelas disubsidi oleh pemerintah.
Imbas dari gas elpiji 3 kg langka tersebut masyarakat harus menebusnya dengan harga yang tidak wajar pada harga eceran tertinggi (HET) yang sudah ditetapkan. Bahkan ada yang mencapai 25 ribu per tabung.
Merunut kejadian penggerebekan yang terjadi pada Sabtu 17 Juni 2023 yang lalu , diduga gudang untuk mengoplos gas Elpiji yang beroperasi di Banjar Pekandelan kelurahan Abianbase kabupaten Gianyar
Praktik pengoplosan itu ditengarai salah satu penyebab kelangkaan elpiji melon di Gianyar. Dugaan tersebut didasarkan temuan di lapangan sebanyak ratusan tabung melon masuk kedalam gudang guna dioplos untuk dijadikan gas 12kg dan 50kg.
Dalam hal ini tentunya agen pensuplai 3kg subsidi memiliki peranan besar dalam praktik pengoplos. Diketahui, gas LPG 3 kg merupakan produk PSO pertamina yang ditujukan kepada masyarakat pra-sejahtera dan pengusaha kecil, namun karena penyalahgunaan gas membuat kelangkaan dan harga tidak sesuai dengan yang telah ditentukan.
Hal ini terjadi karena dalam penyalurannya tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku, salah satunya disebabkan oleh adanya oknum yang melakukan penyimpangan terhadap distribusi LPG 3 kg dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan pribadi.
Peristiwa penggerebekan gudang elpiji oleh Kodim menjadikan sebagian orang berpendapat agen gas bersubsidi itu telah berkolaborasi dengan mafia pengoplosan gas dan para oknum aparat setempat .Pemerintah kecolongan, Negara diacak – acak oleh pengusaha nakal yang berkolaborasi dengan para mafia, dan oknum aparat. (Penulis adalah wartawan Trans Indonesia, tinggal di propinsi Bali)