TROL, Kediri– Seorang balita perempuan berinisial AF (4) ditemukan terkubur di samping rumahnya di dusun Mbabakan, desa Tugurejo, kecamatan Ngasem, Kediri, Jawa Timur, Selasa (25/6). Polisi memastikan bahwa balita AF merupakan korban pembunuhan setelah membongkar makam balita tersebut.
Dugaan pembunuhan mencuat setelah petugas menemukan luka di sekujur tubuh dan pendarahan di kepala akibat benda tumpul. Balita itu juga diduga telah dikubur sejak Sabtu (22/6).
Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor (Polres) Kediri Ajun Komisaris Polisi (AKP) Fauzy Pratama mengungkapkan, pembunuhan diduga dilakukan orang tua korban yakni NA (26) dan T (23).
Namun hingga Selasa (25/6) malam, polisi belum menetapkan tersangka lantaran masih melakukan penyelidikan. “Dua-duanya (diduga) ada peranan masing-masing. Untuk skala mana yang menyebabkan kematian masih dalam penyelidikan,” kata Fauzy, Selasa (25/6).
Pernah Lari ke Tetangga
Tetangga korban Joko mengungkapkan, balita AF pernah tiba-tiba berlari ke rumahnya dan meminta tolong.
Hanya saja saat itu, AF tidak berbicara jelas soal permintaan tolongnya. “Waktu itu tiba-tiba lari minta tolong, tapi waktu itu saya tidak tahu maksudnya (minta tolong),” kata Joko, Selasa (25/6).
Joko juga mengungkap bahwa pasangan NA dan T diketahui sering terlibat cekcok dan jarang bersosialisasi dengan warga. “Dan Jumat (21/6) malam itu terdengar ramai, kayak ada suara lemparan benda gitu,” katanya.
Pengakuan Pada Kakek
Keberadaan kuburan AF di samping rumahnya sendiri terungkap berkat kakek korban yang berinisial SY (70). SY yang merupakan ayah kandung NA bertanya mengapa anak dan menantunya berkunjung ke rumahnya di Nganjuk tanpa mengajak sang cucu, pada Senin (24/6).
Setelah tiga kali bertanya, pasangan tersebut mengaku bahwa cucu SY sudah meninggal lantaran jatuh dan telah dikubur. “Mereka bilang gitu sambil menangis bersimpuh di pangkuan saya sambil minta maaf,” kata SY Selasa (25/6).
Setelah mendengar hal itu, SY mengajak anak dan menantunya pulang ke Kediri dan mengecek makam cucunya. SY kemudian melapor ke perangkat desa dan diteruskan pada pihak kepolisian. Polisi pun membongkar jenazah dan memeriksa orangtua korban.(*)
*kompas